Waktu itu aku masih kelas XII SMA, semenjak Mama tidak ada, aku menjalankan tugasku menjadi dua (2) peran sekaligus Mama dan Ayah. Adapun saudaraku tidak peduli terhadap kami, semua memikirkan diri mereka masing – masing sementara aku dan adiku masih sekolah. Inilah awal cerita Perjuangan Pendidikan Adiku.
*Semenjak adiku tamat SMP (selesai SMP) aku tanya padanya “mau dilanjutkan kemana dek,?’’ yang saat itu aku masih mendapati adiku menangis di kamarnya, “mungkin keingat Mama, pikirku. Lalu aku diam saja. Semenjak itulah aku berniat menyekolahkannya di luar Labuhanbatu, jauh dari suasana rumah yang selalu membawanya kedalam masa lalu, dan jauh dari kaka ipar (istri abang kami) yang selalu membuatnya seperti kerja paksa dan itu bukan mau ku sebagai abang kandungnya. Dan akhirnya aku mencari info melalui Internet dekat rumahku, aku cari sekolahnya disana dan menghubungi beberapa nomor penjaga sekolahnya dan dapatlah sekolah itu dikisaran yang kebetulan kaka sepupuku juga ada disana (kuliah), tapi adiku dan kaka sepupu ku ini tidak akrab jadi tidak begitu diperhatikan, lalu aku mendiskusikan masalah sekolah yang kudapati melalui internet, adiku pun mengiyakan semua apa mauku dan dia bilang “atur saja lah bang’.
Pada libur sekolah itu, kami (aku dan adik) berangkat menuju sekolah itu, sampai disana langsung ku asramakan adiku ada rasa kasihan melihatnya dan aku pun pura – pura kuat dan selalu bilang, semangat!!!!. Sambila tertawa dan memukul badannya. HAHAHAH. Adiku pun sekolah SMK KEPERAWATAN yang biayanya tidak murah bagiku, karena aku masih sekolah sehingga baju putih ku saja tidak ku ganti dengan yang baru padahal sudah tipis banget saat itu dengan alasan “toh bentar lagi tamat, ngapain dibeli, hmmm… pikirku kala itu.
Saat adik menjalani sekolah disana beberapa bulan, aku banyak sekali mendapat kesulitan – kesulitan yang kami (aku dan bang jamal) hadapi. 1) adiku yang selalu menangis di kamarnya sehingga teman sekamarnya menlponku tengah malam, 2)ekonomi keluarga dirumah juga tidak stabil sehingga jarang sekali makan sayur ketika les tambahan saat kelas XII aku tidak pernah pulang, karena alas an percuma 3)yang saat itu adiku banyak sekali mintak kiriman uang untuk beli peralatannya yang saat itu aku menghasilkan uang hanya 600.000 itu sangat sedikit, bahkan kepalaku hampir pecah gara – gara membagi – bagi uang contohnya : 1) pengeluaran dirumah 2) uang sekolah adik 3) pajak bumi bangunan 4) buku – buku adik dan peralatannya, membuat kepalaku pecah, heheheh….. sehingga depresi menghatamku.
**.saat adiku naik kelas XI, aku juga lulus SMA , adiku mengetahuiku kalau aku tidak kuliah (nganggur setahun demi dia,adiku), adiku memintaku bahwa dia ingin KOST saja, aku kaget “aduh….makin banyak pengeluaran, pikirku. Aku langsung marah – marah padanya, tapi adiku sempet bilang “ya…sudah aku di asrama saja, tapi jangan marah – marah ya kalo tugas sekolahku tidak selesai, taulah ibu asrama tidak mengizinkan ku keluar”., sempat bingung juga aku, aku terus meminta kepada Tuhan supaya di mudahkan segala urusan kami, dan aku berdiskusi dengan bang jamal paginya, dan diapun mengiyakan semuanya dan kami (aku dan bang jamal) menelponnya bahwa kami mengizinkanya Kost, tapi kami buat sepekat (aku , bang jamal dan adiku) “Ingat ya,, jangan macam kau, ingat Ortu kita tidak ada, tolong lah ya jangan yang aneh – aneh “., adikupun berjanji “iya abangku.”,
*** Selang dua bulan adiku kost, adik juga absen memintai uang kiriman, aku langsung saja menelponnya dan itu tidak di angkat – angkat sampai tengah malam baru dia mengangkat telponku aku langsung marah – marah “kenapa tidak di angkat – angkat dari tadi? Kemana saja kau? Apa yang kau lakukan disana ha? Dengan siapa kau disana? Sempat kau melanggar perjanjian itu ya kuseret kau nanti pulang? Dan akhirnya dia malah tertawa terbahak – bahak “,HAHAHAHA, abangku Ali Azhari Siagian, aku baru pulang lo, aku baru pulang kerja, abang ini bukannya nanyak kabar adiknya malah marah – marah, aku sudah kerja di Apotik dekat kostku, jadi Alhamdulillah aku tidak memintai uang lagi samamu, abangku?, aku hanya diam dan malu “oh…. Baguslah, tapi ingat , jaga badan baik – baik, kau adik abang perempuan yang tinggal 1 abang tak mau kau terluka.”
Dia pun langsung menutup telponnya karena capek baru pulang kerja. Dan akhirnya aku mulai mencari – cari pekerjaan di Rantauprapat dan aku hanya di terima menjaga gudang Ice Cream dan itu hanya bertahan 1 bulan, begitu gajian langsung meranto ke Medan karena ingin melanjutkan Pendidikanku sebagai Guru, saat itu adiku tidak pernah aku mengurus nilainya lagi, yang aku mau hanya sekolahnya jangan putus walaupun tidak ada orang tua, tapi pesan ku padanya waktu itu, ikuti PRAKTEK itu yang terpenting dalam dunia KESEHATAN, dan sekarang adiku tamat dari sekolahnya dengan nilai memuaskan di Tahun 2015 Kisaran, dengan biaya sendiri dengan berdiri di kaki sendiri tanpa bantuan orang lain. Namanya Masrida Siagian Sekarang adiku bekerja di RS.Permata Bunda, SM.Raja sebagai Perawat. Katanya dulu setelah tamat SMA dulu “Setelah abang menyelesaikan kuliah , aku akan melanjutkan Kuliahku ke Anestesia di Jawa. Aku pun terkejut, “ha… amin deku, semangat terus, “oke abang juga’.,
****semangat kuliah sambil kerja bagi kita!!! Pesan buat adiku “walopun hidup kita susah, kita juga tidak berpenampilan menarik dan style gembel yang kita buat, tapi itu semua demi SUKSES yang kita bicarakan tengah malam itu bersama, Aku, bang jamal dan Kau (adiku) sambil tertawa kita dirumah kita yang sekarang, abang percaya Usaha Keras Itu Tidak Akan Berkhianat, Buktinya Kau Sudah Mengambil Ijazahmu dengan Harga 3.000.000 dengan uang mu sendiri. Salut Abang Adeku, Aku Cinta Kau dan Bang Jamal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H