Sebagai remaja yang dulunya duduk di bangku SMA kelas XII, saya yang dulunya tidak begitu menyukai Membaca dan Menulis, bahkan mengerjakan tugas – tugas dari Ibu guruku ini saja aku selalu mendapatkan Minus (-) dan selalu mendapatkan Lapet Beracun tapi semua itu hanya untuk mengubah pola belajarku supaya lebih baik, berlomba – lomba dengan temanku yang lainnya, sikap jujur selalu di terapkannya saat Ujian maupun Kuis apalagi sikap yang selalu mengandalkan Tuhan di aplikasikannya saat memulai belajar di kelas, sebelum pembelajarannya di mulai kami (siswanya) selalu berdoa dulu begitu juga akhir pembelajanrannya. aku banyak belajar Pengalaman Hidup dari sosok ibu guruku ini, semangatnya ku ambil dari beliau dan ku aplikasikan dalam duniaku. Aku tau dia Perempuan yang tangguh kenpa saat dia memulai kuliahnya di Medan, beliau ini mengatakan bahwa “ tidak perlu saat kuliah itu berpenampilan mewah, sederhana saja”.
Iya sampai sekarang pun beliau tetap Sederhana semua ucapannya memang di aplikasikannya dalam dunianya, kalau menurutku beliaulah guru yang Teladan dan Bijaksana, Karena beliaulah aku memiliki Misi dalam Dunia Pendidikan, beliau juga mensuportku walau aku tau itu sangat susah di gapainya tapi beliau mengatakannya “Capailah Misi Terbaik Kamu”, karena itu tetap ku perjuangkan pendidikanku. pernah beliau juga mengatakan di depan kelasku “siapa yang bisa kuliah sambil kerja, ibu berikan jempol padanya”, dan itu membuat semangatku bertambah untuk kuliah dan kerja. (mungkin aku telah mendapatkan jempolnya, hehehe)
Entah kenapa aku ingin terus belajar dan membaca apalagi sekarang beliau memberikanku motivasi untuk menuliskan masalahku dalam bentuk cerpen atau novel. Ibu guruku (ibu sovi) telah membuka mata hatiku, pribadi remaja yang tadinya gelisah, jauh dari Tuhan dan selalu menasehati aku supaya marahku tidak ku turuti kala marah, malah beliau menasehati dengan kata – kata yang penuh kasih “anaku belajarlah mengampuni orang meski orang itu menyakiti kita”, itu saja yang beliau sampaikan, aku langsung saja duduk dan tidak emosi lagi,
Beliau penuh magnet bagi muridnya bukan cuman aku saja banyak murid di sekolah ku yang menyukainya, banyak juga murid yang mengidolakannya, dan walaupun aku sudah menjadi Mantan Muridnya dia tetap memberikanku arahan – arahan dalam kebaikan yang kelak untuku.Mau mememberikanku semangat hidup, jarang ku dapati guru seperti beliau, guru yang selalu memberikan solusi jika aku mendapat masalah dan dia juga yang selalu mensuportku supaya tidak menyerah dalam menggapai Mipmiku.
Mungkin beliau mengerti tentang mantan anak muridnya ini yang begitu mudah Patah Arang, tapi beliau tetap menegurku dan memberikan support yang begitu berharga. Pernah ku tanyai beliau tentang Arti Persahabatan saat itu aku ada masalah dengan Sahabatku yang membuat aku tidak percaya bahwa sahabat itu ada, beliau mengatakannya padaku “Sahabat itu adalah teman hidup yang selalu ada saat kita mendapat kesukaraan dalam hidup” langsung aku terenung dalam kamarku yang sengaja ku gelapkan.
Beliau ini memang sangat aku idolakan, walaupun ibuku ini cuman mengajar di kelasku hanya 1 tahun itupun di kelas XII tapi beliau meninggalakan bekas yang dalam di hatiku, sosok guru yang selalu kudapati Tersenyum, Ramah setiap kala jumpa. Aku sangat mengagumi mu ibuku. Beliau berpesan padaku dan untuk teman – temanku yang lain “Sukses dulu kalian kemudian memikirkan yang lain”, terimakasih ibuku Sovi, tulisan ini tidak tahan aku menyimpannya, pengennya pas Hari Guru tapi aku tidak Tahan ingin memberikannya untuk mu. #Arigatou Sensei
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H