Mohon tunggu...
Ali Azhari Siagian
Ali Azhari Siagian Mohon Tunggu... Percetakan -

Penulis masih belajar dalam Menulis dan Membaca. hehehe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepaham dan Sejalan (Best Friend - Kiroro)

25 Juli 2016   16:18 Diperbarui: 25 Juli 2016   16:33 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*Perjalanan pulang dari Rantauprapat - Medan  Ini adalah pertama kalinya kami pulang bareng, susah kali mengajaknya – membujuknya terlabih dahuluu untuk pulang bareng, sebelum kami pulang, malamnya kami berdiskusi dengan menyantap Mie Ayam Favorite ku, terkadang kami diam seolah sedih (memang sedih) meninggalkan kota kelahiran ini, walau bagaimanapun tugas kami sebagai Mahasiswa harus pulang, sahabatku (oky) harus pulang cepat pulang dikarenakan PPL dan Ngurus Beasiswanya di UNIMED , sedangkan aku harus pulang cepat karena tuntutan ku sebagai Pekerja.

 Pukul 08.45 kami (aku dan Oky) tiba di lokasi (stasiun KA Rantauprapat), kami pun langsung Chek In kedalam Gerbong, tapi sebelum Chek In, aku tak pernah lupa untuk mencium tangan Ayahanda Oky yang sudah ku anggap sebagai Ayahku. Kami pun langsung berpamitan dan langsung masuk ke gerbong dengan cepat kami mencari – cari nomor kursi kami yang sesuai dengan tiket, “dapat akhirnya” Bungam ku. Dan kami langsung duduk berbicara dan langsung membahas lagu – lagu korea (lagu korea kesukaan kami, walaupun dia tidak suka SUJU lagi seperti di SMA dulu tapi tak apa, buat kami yang penting kebersamaan).

 Dan kami tak pernah diam dalam gerbong itu, kami selalu aktif dan bising mungkin mengikuti irama dan melodi music yang di telinga kami. Kami bnyak melakukan hal – hal yang menurutku itu gila. Hahaha… misalnya: *berjoget dalam keadaan duduk *marah – marah sambil tertawa *selalu minta maaf jika salah atau pun tidak salah *berbagi makanan dan minuman yang cuman 1 *memasang eraphone satu di telingaku dan satunya lagi di telinganya Saai itu pukul 12.16 di jam itu aku terdiam,sedih, lapar dan ngantuk capek sudah pasti.

 Sahabatku (oky) juga merasakan hal yang sama dengan ku. Tapi dia bisa menyembunyikannya tapi aku tidak. Pernah ku lihat dia mengelah napas sesekali tapi dia tidak menoleh ke arahku, tapi aku tak sengajak melihatnya, aku juga langsung merasa sedih, ku ajak dia berbicara mengingat masa SMA, masa gila yang kami lakukan bersama. Contohnya : keladang dengan membawa gitar teman kami dan membuat lagu, tidur saat lampu mati dan berenang ke sungai yang tak seperti sungai ku lihat, masih banyak lagi.  

**sesekali kami tersenyum, tertawa dan terdiam, entah kenapa dia memutar lagu korea yang membawa kami ke masa lalu itu (Juniel Ft Yonghwa, Stupied) dan saling berhujat, gerbong itu kembali lagi rebut dank ala kembali lagi sunyi, ada 3 kali aku berucap padanya “Nanti Kalau Aku Wisuda dan Kau Juga Wisuda, Kita Photo Wisuda Bareng Ya, Aku Pake Toga Ku dan Kau Pake Togamu”. Dan dia mengiyakan semuanya. Sengajakan ku katakana itu supaya kembali semangat dan hidup kembali dan aku menutup mataku dan bermohon kepada Ilahi yang mahaagung, aku bergharap permohonanku di kabulkan sebelum kami memiliki jalan masing – masing kelak.

***Stasiun Medan hampir tiba, tapi sempat ku tanyak dia “kau mau turun dimana? Di stasiun Bandar Khalifah atau Medan?” Oky cuman diam, Mungkin sedih Bungkamku, aku pun mengelahkan napasku “Hyuhhhh. Dalam hatiku “inilah perjuangan yang ingin mengubah Nasib, ku niatkan ini adalah Ibadah”. Kembali lagi aku semangat walaupun sedikit. Ku tanyak lagi dia dengan pertanyaan yang sama “Kau turun dimana bentar lagi stasiun Khalifah.?” Dia menjawab “Stasiun Medan Pek. “o . Bungkamku. Ahkirnya sampailah kami di stasiun besar Medan, saat itu dia ingin Shalat, “Pek, shalat dulu yok? , “Oke., ku katakan dengan jelas. Tapi saat itu aku mengenkan celan Jeans Pendek, jelas la itu tidak mungkin aku shalat, apalagi kain tidak ada di Musholah itu.

 Akhirnya aku menunggu dia selesai shalat, usai dia shalat dia bilang “tak apa pek, jika tidak shalat, kita kan musafir” aku berfikir “dia berusaha membuatku tenang’. Tak lama ku ajak dia makan siang yang padahal sudah hampir sore, sekitar jam 15.28 sore, kami pun berjalan ke arah Titi Gantung , banyak juga yang di tawari kawanku ini tempat makan , tapi karena kulihat tempatnya Elit tak mungkin aku kesitu karena ku yakin aku pasti banyak berfikir saat uangku menipis. Dan akhirnya kami makan di atas Titi Gantung , aku makan Bakwan Bumbu dan Oky makan Mie Bumbu dan itu semua kena Rp.10.000. dia bilang “Pek,Tuliskan ya?’” aku hanya mengangguk “ha”… 

Pertanda IYA ,saat ingin berpisah aku sengajak tidak sejajar berjalan dengannya karena aku harus belok ke kiri dan dia belok kekanan, saat itu aku berdiam di belakangnya mau kearah tempat ku mengambil becak, dia menoleh dan aku langsung kesana “kau kesanakan” teriakku,”iya”  katanya, “ bye- bye”…melambaikan tangan,aku langsung cepat turun kebawah karena tak sanggup melihatnya,kami pun berpisah,, hahaha ,    

**SAAT BERSAMA SAHABAT PER WAKTU MENJADI KENANGAN**

SEMOGA BISA BERPHOTO DENGAN TOGA MASING - MASING ITU JUGA CITA - CITAKU   Oky Putra Ritonga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun