Mohon tunggu...
Alia Urrahman
Alia Urrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Makan/gak suka keramaian/konten mukbang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman

6 November 2024   16:06 Diperbarui: 6 November 2024   16:11 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Latar belakang Daniel Goleman

Daniel Goleman adalah seorang psikolog dan penulis Amerika yang dikenal karena karyanya tentang kecerdasan emosional. Lahir pada tanggal 7 Maret 1946 di Stockton, California, Amerika Serikat.

Goleman memperoleh gelar sarjana dari Amherst College pada tahun 1968. Dia kemudian melanjutkan studi pas Pascasarjana di Universitas Harvard, di mana dia menerima gelar Ph.D. dalam psikologi pada tahun 1977.

Setelah menyelesaikan Ph.D., Goleman bekerja sebagai jurnalis untuk The New York Times, meliput topik yang berkaitan dengan ilmu perilaku dan otak. Selama menjadi jurnalis sains, ia mengembangkan minat yang kuat di bidang kecerdasan emosional dan pengaruhnya terhadap kesuksesan pribadi dan profesional.

2. Pengertian Teori Kecerdasan Emosi 

Menurut Goleman (2002: 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang- orang yang memiliki taraf IQ rata- rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

3. Lima Dasar Kemampuan dalam Teori Kecerdasan Emosi Menurut Daniel Goleman

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat kita lebih waspada. terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.


b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.


c. Memotivasi Diri Sendiri

meraih Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.


d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.


e. Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

a. Faktor Internal.

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya

b. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi berlangsung. Faktor eksternal meliputi: 1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan 2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi.

5. Kesimpulan

teori kecerdasan emosi menurut Daniel Goleman adalah bahwa kemampuan mengelola emosi, baik pada diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan orang lain, sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan pribadi dan profesional seseorang. Kecerdasan emosi (EQ) berperan besar dalam pengembangan diri, komunikasi, pengambilan keputusan, dan hubungan sosial bahkan lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam banyak situasi.

Teori ini mengidentifikasi lima aspek utama kecerdasan emosi:

1. Kesadaran Diri: Mengenal dan memahami emosi sendiri.

2. Pengelolaan Diri: Mengendalikan emosi agar tidak impulsif.

3. Motivasi Diri: Memotivasi diri untuk mencapai tujuan.

4. Empati: Memahami dan merasakan emosi orang lain.

5. Keterampilan Sosial: Membangun hubungan yang efektif dan harmonis.

Menurut Goleman, dengan meningkatkan kelima aspek ini, seseorang dapat lebih sukses dalam berinteraksi, memimpin, bekerja dalam tim, serta meraih pencapaian pribadi dan profesional yang lebih baik.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun