Mohon tunggu...
Ali Aulia
Ali Aulia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Asisten Penghulu

Saya hanya orang biasa, yg ingin berbagi ilmu di kompasiana...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Betul, Diam Adalah Emas?

16 Juli 2024   07:35 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:38 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: money.kompas.com

Pepatah "diam itu emas" memiliki makna yang dalam dan tidak selalu dapat diartikan secara harfiah. 

**Ada beberapa sisi kebenaran dalam pepatah ini:**

* Menjaga ucapan: Diam dapat membantu kita untuk menghindari berkata-kata yang menyinggung, menyakitkan, atau bahkan berbahaya. Terkadang, lebih baik untuk tidak mengatakan apa-apa daripada mengatakan sesuatu yang dapat memperburuk situasi.

* Mendengarkan dengan seksama: Saat kita diam, kita dapat fokus untuk mendengarkan orang lain dengan lebih baik. Hal ini dapat membantu kita untuk memahami perspektif mereka dengan lebih baik dan membangun hubungan yang lebih kuat.

* Memikirkan sebelum berbicara: Diam memberi kita waktu untuk memikirkan apa yang ingin kita katakan dan bagaimana cara mengatakannya dengan cara yang terbaik. Hal ini dapat membantu kita untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa pesan kita tersampaikan dengan jelas.

* Menjadi pengamat: Dengan diam, kita dapat mengamati situasi dan orang-orang di sekitar kita dengan lebih cermat. Hal ini dapat membantu kita untuk belajar lebih banyak tentang dunia dan orang-orang di dalamnya.

**Namun, pepatah ini juga memiliki keterbatasan:**

* Menyembunyikan pikiran dan perasaan: Diam juga dapat digunakan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan kita, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik.

* Menghindari tanggung jawab: Terkadang, diam dapat diartikan sebagai menghindari tanggung jawab atau tidak mau mengambil sikap.

* Menekan emosi: Menahan diri untuk tidak berbicara dapat berakibat pada stres dan kecemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun