Mohon tunggu...
Ali Aulia
Ali Aulia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Asisten Penghulu

Saya hanya orang biasa, yg ingin berbagi ilmu di kompasiana...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pemuda di Tepi Sungai

3 Juli 2024   08:01 Diperbarui: 3 Juli 2024   08:10 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.com

Di pinggiran sebuah desa kecil terletak sebuah sungai yang mengalir tenang di antara pepohonan rimbun. Setiap pagi, pemuda bernama Arga pergi ke tepi sungai ini untuk merenung dan menikmati kedamaian alam. Arga adalah anak muda yang ceria dan penuh semangat. Dia bermimpi menjelajahi dunia luar dan menemukan petualangan yang menantang.

Suatu hari, ketika Arga duduk di bawah pohon rindang, dia melihat seorang gadis muda berjalan sendirian di seberang sungai. Gadis itu mengenakan gaun putih bersih dan rambut panjang yang tergerai indah oleh angin pagi. Arga terpesona oleh kecantikan gadis itu, namun dia terlalu malu untuk berbicara atau menyeberangi sungai.

Hari-hari berlalu dan Arga terus melihat gadis itu dari kejauhan. Namun, dia tidak pernah memiliki keberanian untuk mendekatinya. Dia hanya bisa duduk di tepi sungai, memandang gadis itu dengan penuh kerinduan. Suatu malam, Arga bermimpi bahwa dia dan gadis itu berjalan-jalan di tepi sungai, tertawa dan bercanda tanpa ada rasa canggung di antara mereka.

Mimpi itu membuat Arga semakin ingin bertemu dengan gadis itu. Dia merencanakan untuk menyeberangi sungai pada pagi hari berikutnya. Namun, ketika dia tiba di tepi sungai, gadis itu tidak ada di sana. Arga merasa kecewa dan berpikir untuk tidak menyerah.

Ketika Arga kembali ke rumah, dia bertemu dengan seorang petani tua yang duduk di bawah pohon mangga. Petani itu melihat wajah sedih Arga dan bertanya mengapa dia terlihat begitu murung. Arga menceritakan tentang gadis di seberang sungai dan keinginannya untuk bertemu dengannya.

Petani tua itu tersenyum lembut dan berkata, "Pemuda, cinta sejati bukanlah hanya tentang bertemu atau memiliki seseorang. Cinta sejati adalah tentang bagaimana kita tumbuh sebagai manusia dan bagaimana kita belajar untuk menghargai keindahan dalam kehidupan sehari-hari."

Arga terdiam mendengar kata-kata bijak petani tua itu. Dia menyadari bahwa selama ini dia terlalu fokus pada harapan dan impian masa depan, sementara dia lupa untuk menikmati momen-momen kecil dan keindahan di sekitarnya.

Dari hari itu, Arga mulai mengubah cara pandangnya. Dia tidak lagi hanya duduk dan memandangi sungai dengan kerinduan. Dia mulai menghargai tiap saat, setiap suara angin, dan setiap matahari terbit yang indah. Dia belajar bahwa cinta sejati adalah tentang memberikan cinta pada dunia di sekitarnya dan menerima keindahan dengan hati yang terbuka.

Suatu pagi, ketika Arga kembali ke tepi sungai, dia tidak lagi melihat gadis itu di seberang sungai. Sebaliknya, dia melihat bayangan dirinya sendiri yang ceria dan bahagia di air yang mengalir tenang. Dia tersenyum dan merasa damai dalam hati.

Dari waktu ke waktu, orang-orang mulai mengenal Arga sebagai pemuda yang bijaksana dan penuh cinta kasih. Dia menjadi teladan bagi banyak orang dalam desa itu, mengajarkan mereka untuk tidak hanya mencari kebahagiaan dari hal-hal besar, tetapi juga menemukan keindahan dalam kesederhanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun