Ada suatu paradoks aneh yang hampir semua dari kita pernah memikirkannya. Salah satunya adalah paradoks mengenai kartun asal Amerika Serikat, Spongebob Squarepants. Siapa sih yang ngga tau kartun lucu satu ini? tubuh berbentuk kubusnya sangat khas dan akan selalu membuat kita tertawa bila makhluk spons kuning satu ini bertemu dengan kawan sejatinya, Patrick Star.
Terus paradoks dari mananya?
Jadi gini, kalian sadar gak sih ternyata kartun ini adalah kartun paling dewasa yang pernah ada. Bagaimana tidak, dengan sentuhan warna cerah dan juga tokoh-tokoh unik yang lucu ternyata menyimpan banyak makna kehidupan.
Kartun ini sangat menghibur masa kecil semua orang, namun akan menampar dengan keras orang dewasa yang menontonnya. Nilai-nilai sentimentil yang ada di dalam kartun ini adalah suatu mahakarya yang patut di apresiasi. Bagi orang dewasa yang menontonnya dengan teliti dan memperhatikan tiap-tiap hal kecil yang dilakukan Spongebob, akan seperti memperoleh tuntunan menuju cara hidup yang sejati dan nggak bikin pusing. Bener deh!
Okay daripada tanpa banyak basa-basi lagi yuk kita bahas bareng, apa aja sih nilai-nilai kehidupan dari kartun Spongebob Squarepants yang bisa kita petik!
- "Aku berpikir maka aku ada"
Ada tau kutipan di atas? Yup salah satu pemikiran dari filsuf kenamaan asal Prancis ini sangatlah populer dan memiliki makna yang dalam.
Lalu hubungannya dengan Spongebob apaan woy?!
Gini.. kalian semua pasti tau kalau Spongebob itu adalah makhluk yang sangat gila dengan imajinasinya sendiri. Spongebob mampu bermain-main dengan apa yang ada di dalam kepalanya sendiri. Spongebob dan kawan-kawannya seakan-akan mewujudkan secara halus apa yang dimaksud Descrates di dalam pemikirannya yang populer tersebut.
"Aku berpikir maka aku ada" menandakan bahwa satu-satunya hal pasti yang ada di dunia ini adalah manusia dan akal pikrannya sendiri.
Untuk sebagian orang filsafat menjadi acuan penting untuk mengarungi halang rintang kehidupan, dan ternyata Spongebob sudah berfilsafat dengan caranya sendiri. Wahh hahaha!
- Memilih menjalani hidup dengan bodoh