Akibatnya para petinggi klub seperti Florentino Perez (Real Madrid), Joel Glazer (MU), dan Andrea Agnelli (Juventus) melancarkan protesnya dengan membuat agenda berdirinya ESL.Â
ESPN mengabarkan, bank JP Morgan akan menanggung kompetisi ini dengan kucuran investasi sebesar $6 miliar (sekitar Rp87 triliun) agar Liga Super Eropa bisa berjalan.Â
Jika uang dengan nominal tersebut akan masuk ke kantong masing-masing klub, maka tidak menutup kemungkinan klub peserta ESL akan kaya mendadak, mampu melunasi hutang, dan memperbaiki fasilitas klub jauh lebih baik lagi.
2. Berisikan klub elit eropa dengan prestasi mentereng di UCL
Agak aneh memang jika melihat klub-klub peserta yang sekaligus menjadi founding clubs liga ini. Liga yang digadang-gadang akan menjadi pesaing serius UCL ini didirikan oleh klub-klub yang memiliki prestasi luar biasa di UCL.Â
Contohnya Real Madrid dengan koleksi 13 trofi UCL, Liverpool dengan 6 trofinya, dan FC Barcelona dengan torehan 5 trofinya.
Hal ini seakan akan menjadi ajang pengkhianatan klub-klub tersebut kepada FIFA dan UEFA selaku penyelenggara UCL. Dengan kepergian klub-klub tersebut bukan tidak mungkin dapat menjadi ancaman serius dengan menurunnya angka penonton.Â
Belum lagi rata-rata penggemar sepakbola eropa yang berasal dari luar eropa merupakan fans dari klub pendiri ESL. Belum lagi dengan basis penggemar MU yang mampu mencapai 1,1 miliyar orang di seluruh dunia. Akan menjadi suatu kehilangan besar bagi UEFA dengan UCL-nya.
3. Florentino Perez adalah orang yang paling disorot atas kejadian ini
Merupakan presiden klub superior asal spanyol, Real Madrid, membuat Perez memiliki kekuatan tersendiri dalam menciptakan arus sepakbola eropa. Perez merupakan dalang dibalik mega transfer pemain yang bertajuk 'galacticos'.Â