Mohon tunggu...
alianuri 2104
alianuri 2104 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Nama saya Alia Nuri Yanto Saya kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, di program studi ilmu komunikasi, saya menyukai dunia buku,musik,dan sosial media terutama twitter

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prasasti di Museum Nasional: Warisan Abadi untuk Generasi Mendatang

29 November 2024   20:36 Diperbarui: 29 November 2024   20:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: peneliti langsung)

Topeng Simalungun memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

*Berbentuk wajah bujur telur dan cukup untuk menutupi muka

*Berpolesan warna yang romantik

*Tidak menggambarkan wajah yang seram atau menakutkan

*Ekspresi wajah yang rendah hati, optimis, dan mempesona

*Terdiri dari empat jenis topeng, yaitu topeng wanita, dua topeng pria, dan topeng burung

Salah satu sub-etnis Batak yang berasal dari wilayah Simalungun, Sumatera Utara. Topeng ini digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan, terutama yang berkaitan dengan penghormatan terhadap leluhur, penyembuhan, atau pengusiran roh jahat. Topeng Simalungun menonjolkan kekayaan budaya Batak yang sarat akan simbolisme dan kepercayaan tradisional.

Topeng Simalungun digunakan dalam tarian dan ritual tertentu, seperti upacara mangongkal holi (pemindahan tulang leluhur) atau dalam acara penyembuhan tradisional. Penari yang memakai topeng akan menari mengikuti irama musik tradisional Batak Simalungun, seperti gondang sabangunan, yang dipercaya mampu menghadirkan roh leluhur.  Topeng Batak Simalungun tidak hanya berfungsi sebagai sarana ritual, tetapi juga sebagai cerminan filosofi kehidupan suku Batak. Nilai-nilai seperti penghormatan terhadap leluhur, hubungan manusia dengan alam, dan keyakinan akan keseimbangan dunia fisik dan spiritual tercermin dalam penggunaan topeng ini.

Pameran seni tari Pita Maha ()

Sebuah kelompok seniman yang berperan penting dalam perkembangan seni modern di Bali pada awal abad ke-20. Kelompok ini didirikan pada tahun 1936 di Ubud, Gianyar, Bali, dengan tujuan melestarikan serta mengembangkan seni tradisional Bali, sekaligus membuka jalur bagi ekspresi seni yang lebih modern dan kreatif. Nama "Pita Maha" sendiri memiliki makna "kebesaran jiwa" atau "sumber inspirasi agung," yang mencerminkan semangat kelompok ini dalam memajukan seni Bali.

Bertujuan untuk melindungi seniman Bali dari pengaruh komersial yang merugikan, memberikan ruang bagi seniman lokal untuk berkreasi dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisional, serta memperkenalkan seni Bali ke kancah internasional. Kelompok ini juga membantu seniman-seniman lokal untuk meningkatkan kualitas karya mereka dan mendapatkan penghargaan yang layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun