Mohon tunggu...
Alia Nurhaliza
Alia Nurhaliza Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

EarlyWriter

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Rasulullah Terapis Islami yang Paripurna

16 Desember 2023   14:25 Diperbarui: 16 Desember 2023   15:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Apabila diperhatikan secara seksama baik teori, pendekatan dan langkah-langah penuntasan masalah yang dilakukan oleh pakar konseling versi Barat (versi umum), maka ternyata pendekatan yang dilakukan oleh Rasulullah jauh lebih ideal dan sempurna. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Rasulullah Saw adalah konselor pertama dan utama dalam Islam, karena bentuk layanan, pendekatan dan proses konseling serta sifat dan sikap yang dituntut dari seorang konselor profesional (versi Barat) tidak jauh berbeda dengan apa yang dimiliki dan diperaktekkan oleh Rasulullah pada 14 abad yang lalu, bahkan cara dan bentuk layanan yang dijalankan Rasulullah Saw lebih baik dan sempurna lagi. Perbedaanperbedaan kecil terlihat dari pemakaian istilah dan tujuan akhir. Barat menggunakan istilah proses konseling, sedang Islam lebih dikenal dengan istilah penasihatan Al-Irsyad.

bimbingan konseling Islami lebih mengedepankan nilai-nilai spiritual (pahala) walau tidak menutup kemungkinan disertai nilai-nilai material atau finansial (bukan prioritas utama), karena segala amal dan aktivitas yang dilakukan oleh manusia berkaitan dengan tanggungjawabnya sebagai orang yang beragama (Islam), dan dalam melaksanakan tugas tersebut terdapat pemberi nasihat (konselor) tetap memohon Ridha dan Ma'unah dari Allah Swt. 

Perbedaan Rasululullah sebagai konselor Islami dengan konselor versi pemerintah terlihat pada pendidikan formal, dimana pada Permendiknas No. 27 tahun 2008 bahwa yang menjadi konselor itu disyaratkan Sarjana (S1) dalam bidang Bimbingan Konseling dan telah mengikuti Pendidikan Profesi Konselor (PPK) selama 1 (satu) tahun. Dalam hal ini, tentunya Rasulullah tidak memiliki persyaratan formal seperti itu, namun esensi dan intisari termasuk problem solving (penuntasan masalah) yang dilakukan oleh Rasulullah Saw jauh lebih tepat dan lebih sempurna. Berdasarkan analisis dan pandangan itulah, maka penulis mengatakan bahwa Rasulullah Saw adalah Terapis Islami yang pertama dan utama dalam Islam, karena Rasulullah telah mengimplementasikan kepribadian yang mulia dan paripurna.  

Metode Terapi yang di gunkana oleh Rasulullah SAW, yaitu:

1. Terapi melalui Al-Qur'an

Dengan membaca Al-Qur'an mampu menghapus dosa dan melipatgandakan kebaikan serta memperkuat harapan yang dimiliki agar ia masuk surga. membaca Al-Qur'an juga dapat dijadikan terapi dalam menanggulangi kecemasan, depresi, dan sejenisnya yang timbul dari perasaan bersalah dan berdosa. 

2. Terapi melalui Sholat Tahajud 

Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Tahajjud tetap optimis dan selalu husnuzhan (berbaik sangka/positive thinking) baik kepada Allah maupun kepada sesama. 

3. Terapi melalui Dzikir 

Ketika seseorang atau konseli mengalami gejala gangguan mental (mental disorder), maka konselor sebaiknya menganjurkan agar konseli dapat melakukan dzikir. Dzikir dalam kaitan ini bisa dalam ucapan sederhana seperti: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, La haula wala quwwata illa billahil aliyyil 'Adzim. Sebelum membaca dzikir ini ada baiknya diawali dengan memohon ampun kepada Allah dengan mengucapkan Astaghfirullahal 'azim, allazi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih. Orang yang selalu berdzikir kepada Allah, baik dzikir lisan yaitu lisan yang selalu terjaga dan terpelihara dari hal-hal negatif maupun zikir hati yaitu hati yang selalu bersyukur kepada Allah Swt, biasanya seseorang itu merasa lebih tenang, nyaman, tentram dan bahagia.

4. Terapi melalui Do'a

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun