Mohon tunggu...
Alia Nur Faizatun
Alia Nur Faizatun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswi

Menikmati keindahan alam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadhan dan Tradisi Lokal

28 Juni 2023   15:11 Diperbarui: 28 Juni 2023   15:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RAMADHAN DAN TRADISI LOKAL

Indonesia  merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam suku, budaya dan agama. Jadi tidak salah jika dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia memiliki berbagai macam tradisi unik yang berbeda-beda di setiap daerahnya, dengan itu kita tetap bisa  melihat bagaimana tradisi hidup dengan masyarakat. 

Kita harus bangga menjadi warga negara indonesia yang memiliki tradisi dan adat istiadat disetiap daerahnya, karena memang itu  hanya bisa ditemukan di tanah air Indonesia saja. Hal itu merupakan kekayaan dari masyarakat itu sendiri, baik berasal dari nenek moyang atau budaya baru yang ternyata dilanjutkan oleh anak cucu mereka. 

Dengan adanya tradisi kita dapat melihat kebiasaan-kebiasaan penduduk daerah yang bersifat magsi-religius dari kehidupan penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum  dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mencangkup segala konsepsi sistem budaya dari kebudayan  untuk mengatur tindak sosial. 

Tradisi juga sebagai simbol identitas untuk menyakinkan, memperkuat loyalitas primordial terhadap bangsa, komunitas dan kelompok. Maka dari itu negara kita memiliki pancasila agar kita sebagai rakyat indonesia menjadikan pancasila sebagai landasan untuk kita berfikir, bertindak, bersikap, dan berperilaku dalam kehudupan sehari-hari.
Islam juga mengajarkan bahwa tradisi merupakan hasil dari sebuah proses dinamika perkembangan agama tersebut dalam keikut sertaan untuk mengatur pemeluk melakukan kegiatan sehari-hari. 

Tradisi juga merupakan gambaran sikap, perilaku manusia  yang dilakukkan secara turun-temurun dimulai dari nenek moyang hingga generasi ke generasi. Dalam QS Al-Maidah  :   104  menyebutkan  :  Apabila dikatakan kepada mereka, marilah mengikuti apa yang di turunkan Allah dan mengikuti Rasul. Mereka menjawab, cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui apa-apa yang tidak dapat petunjuk.
 
Dalam artikel ini, penulis ingin berbagi pengalaman tradisi menyambut Ramadhan di kota Salatiga, yaitu dengan melakukan ziarah ke makam kerabat. Terkait hal tersebut biasanya di kota ini beberapa hari sebelum menjalani ibadah puasa Ramadhan, masyarakat ramai-ramai mendatangai tempat keluarganya dimakamkan untuk mengirim doa juga memohon pada Allah agar almarhum / almarhumah diampuni dosanya. Dan selain itu juga membersihkan masjid serta karpet masjid untuk dipakai tarawih. 

Dari Ibnu Hurairah ra, Rasulullah bersabda "Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang di berkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu oleh-Nya. Di dalam terdapat sebuah malam yang baik dibandingkan 1000 malam bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikan nya, maka sungguh ia terhalangi." Oleh karena itu masyarakat menyambut bulan suci Ramadhan dengan melakukan berziarah, membersihkan masjid, dan berkunjung kepada sanak keluarga untuk mempererat tali persaudaraan.

 Adanya penyambutan bulan suci Ramadhan tersebut, itu untuk menunjukkan kepedulian terhadap leluhur ketika melakukan ziarah, karena tidak melupakan kebaikan mereka selama masih hidup. Dan disana juga terdapat sikap gotong-royong ketika membersikan masjid, karena pada saat itu warga berbondong-bondong untuk saling membantu satu sama lain, tidak membedakan mana kaya atau miskin semuanya berbaur menjadi satu. Dengan adanya itu masyarakat dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya, yang sebelumnya tidak kenal menjadi kenal, yang kaya berbaur dengan yang miskin begitu  pula sebaliknya. Maka dari itu negara kita memiliki semboyan Bhinneka tunggal ika yang artinya "berbeda-beda tetapi tetap satu."

Di awal, sudah disampaikan juga bahwasannya kita di Indonesia memiliki aturan dan memiliki ideologi paancasila sebagai pemersatu seperti sila ke-3 yakni Persatuan Indonesia. Karena Indonesia didirikan bukan untuk golongan tertentu, bukan untuk agama tertentu, dan bukan untuk daerah tertentu. Maka dari itu leluhur kita sudah menyadari bahwa Indonesia itu memiliki tradisi yang unik dari Sabang sampai Merauke yang berjajar pulau-pulau, yang artinya bahwa setiap daerah pastinya memiliki tradisi-tradisi unik yang sudah pasti berbeda-beda disetiap daerahnya, meskipun memiliki perbedaan asalkan satu tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun