Mohon tunggu...
Ali Antoni
Ali Antoni Mohon Tunggu... -

pantha rei...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Pendek #1

5 Desember 2011   00:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu tua itu setiap pagi sesudah mandi dan setiap menjelang senja
selalu duduk melamun di teras rumahnya yang gelap.
sendiri.
tidak sambil merenda
juga tidak sambil minum teh hangat dengan ditemani sekaleng biskuit yang manja.
matanya menatap kosong.
kulitnya yang makin keriput – tetap menyisakan bekas-bekas kehidupan yang mapan –
tampak bersih di pagi hari dan mengkilap pada sore hari.
Dulu dia pernah hidup!
tanahnya puluhan hektar!
tokonya besar-besar meyebar di empat pasar!
tapi karena kebodohannya tak bisa mengelola waktu,
hilang semua surga yang dimilikinya itu
kata tetangganya padaku saat pertama kali aku memperhatikannya dua bulan lalu
...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun