Kalau kata para ulama
bulan ini adalah bulan mulia
dimana Tuhan mengobral ampunan dan semua pintu surga terbuka
maka tak heran di sana-sini kita dengar suara bising tukang ceramah
tumpah ruah di mimbar-mimbar mulia
memukau orang-orang berkerumun
menyetor kuping sambil berdesak-desakan menunggu takjil tiba
sementara suara para tukang ceramah
seperti para tukang ramal yang membaca mantra-mantra di atas bukit salju
berteriak-teriak ;
-tentang dosa dan neraka…
-tentang pahala dan surga…
SEMENTARA di luar sana, PARA BADUT MENARI CHA-CHA-CHA…
dan di saat-saat seperti inilah hantu para dewan bergentayangan
menyusun taktik
menyiapkan strategi
dan mematangkan siasat perang saat musim pilihan nanti tiba
sambil diam-diam mereka main klentit di apartemen pribadi, menghisap dunia seisinya, dan sesekali studi banding ke yunani serta tak ketinggalan pergi ke tanah suci
sedang rakyat di bawah sana merayakan sisa senja
terhipnostis tempurung berkabel penuh pesona
yang mengabarkan;
perang para setan di afghanistan
buaya lawan buaya di Libya
nuklir bocor di Jepang
miyabi mau main pilem lagi
kerusuhan di London
krisis amerika dan uni eropa
sexy chef with farah quinn
hikmah pagi bersama ustadz danu
kaya dengan cara syekh yusuf mansyur
rumah hadiah, termehek-mehek,
jamaah… ohh.. jamaaah!
tips aman memanjangkan bulu ketiak,
berita-berita palsu senturi
burung nasar si udin yang tak lagi bisa terbang
bukan empat mata,
putri yang ditukar,
dan rencana pembangunan ziarah wisata
di kuburan gus dur yang menelan seratus milyar lebih…..
laa haw laa wa la quwata illa..
sampai detik ini masih juga tersiar para pencari tuhan
yang tuhan sendiri malah kebingungan
kamu nyari kemana saja?
wong aku lebih dekat dari urat lehermu!
dan tak pernah pergi beranjak sedetikpun dari hidupmu!
aku meringkuk diam-diam
ke dalam box exclusive yang dinamai orang-orang dengan sunyi,
aku larut, kesepian, menahan galau dan hampir muntah karena jaman
…
lamat-lamat aku mendengar rapal doa mereka
makin kudengar makin jelas bunyinya
….
yah itu..
dengar kalian suara-suara itu?
….
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
prek dung-dung prek dung-dung
….
kepalaku menegadah ke langit hijau,
yang kutemukan hanya aku yang berdiri lengah dalam tempurung
hingga iklan tiba-tiba berkata :
ketik REG (spasi) lagu-lagu berbau AGAMA
kirim ke para artis yang sangat mencintai Allah Subhana Wata’ala
LALU MALAM TENGGELAM BERSAMA DINGIN
tapi tak perlulah gundah
agama kita menyuruh bersabar
tak perlulah resah apalagi marah
. . . . .
jangan usut siapa
jangan pula tanya kenapa
kalau lusa masih begini
jangan juga mengadu pada kursi
usahlah risau atau menangis
agama menuntun keikhlasan
maka sebaiknya relakan
tak usah usik pesta mereka yang asik makan uang hasil rampasan
biar-biarkan saja mereka tertawa di atas jutaan rasa dendam
sambil meludahi nasib dan takdir yang tak lagi Tuhan yang punya
Jangan mengadu kepada MUI
mereka sedang sibuk bersidang
untuk mengeluarkan fatwa baru entah tentang apalagi,
mungkin fatwa jangan kencing dan berak sembarangan
atau makan tai sendiri itu makruh walau kepepet bisa jadi agak halal
untuk pelarian sementara kenanglah saja ;
kenapa bisa orang-orang itu berbicara pada kuda dan lumba-lumba
yang kemudian melahirkan ilmu katuranggan
lalu bila mampu pelajarilah peta harta karun di bumi selatan sana
yang tiang-tiang listrik gaibnya masih terpancang
keraton dalam persembunyian
dan pusat peradaban masa depan
…..
sekian, uluk salam untukmu Tuan
(Jogjakarta, malam lailatul qodar..)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H