Mohon tunggu...
Ali Antoni
Ali Antoni Mohon Tunggu... -

pantha rei...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Seorang Ayah pada Anaknya #1

6 Desember 2011   03:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:46 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

01

Bakarlah semua mainanmu Nak,

tak baik untuk kesehatan dan dapat melemahkan jiwa kepatriotan,

ada banyak zat berbahaya di kandungan warnanya,

lagi pula mainan itu bukan produksi bangsa kita.

02

Bakarlah televisimu Nak,

sebab di sana kau hanya akan menemukan kedunguan dan kemanjaan,

kau akan dilemahkan dan dibuat pandai mencari jalan singkat.

03

Bakarlah sekolahanmu Nak,

guru-gurumu hanya lihai memberi dikte dan perintah,

mereka bersemangat bukan untuk memberimu ilmu

juga bukan untuk mengajarimu bijaksana atau menjalani hidup mulia,

mereka hanya berbakti pada gaji dan sertifikasi.

04

Bakarlah buku-buku pelajaranmu Nak,

di dalamnya yang kau temui

hanyalah setumpuk berita usang yang ketinggalan jaman.

05

Bakarlah hari-harimu Nak,

sebab yang kau temui di negeri ini hanyalah kejadian palsu,

ilmu pengetahuan yang dungu, pencerahan yang gelap,

busa-busa yang menguap, dan mulut-mulut yang pandai bercuap-cuap.

06

Bakarlah tempat ngajimu Nak,

sebab para ustadzmu tak lebih dari seorang penjagal dan pendongeng,

kau hanya akan ditakut-takuti dan dibohongi

tentang siapa itu Tuhan, apa itu dosa, apa itu neraka

07

Bakarlah warna benderamu Nak,

sebab para pejuang sudah lama mampus dan menjadi seonggok kenangan

08

Bakarlah ayahmu ini Nak,

sebab dialah yang mengajarkanmu menyukai mainan, menggemari televisi,

mengurungmu di bangku sekolah, memaksamu membuka buku,

membujukmu mengaji, dan membohongimu tentang hari-hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun