Mohon tunggu...
Ali Antoni
Ali Antoni Mohon Tunggu... -

pantha rei...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ijinkan Hamba Menjadi Pantatmu Tuan Presiden

28 November 2011   08:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ijinkan hamba mendamba menjadi pantatmu Tuan Presiden

agar hamba bisa merasakan kerja tanganmu saat membersihkan kotoran

agar hamba bisa pula mencicipi makanan-makanan yang kau telan

Ijinkan hamba mendamba menjadi pantatmu Tuan Prsiden

agar hamba bisa tahu bagaimana empuk enaknya sofa-sofa istana negara

empuk jok kulit mobil dinas yang mewah mengkilap

dan empuk kursi-kursi rapat kerja dengan para menteri

Ijinkan hamba mendamba menjadi pantatmu Tuan Presiden

meski setiap pidato kenegaraan tak diliput kamera dan luput dari banyak mata

yang penting hamba bisa merasakan ikut denganmu berpergian

melihat macam rupa keberhasilan negara orang

menyaksikan kemajuan jaman negeri-negeri seberang

Ijinkan hamba mendamba menjadi pantatmu Tuan Presiden

agar hamba yang pertama kali tahu

kalau masih saja banyak yang salah paham pada nama besar tuan

agar hamba yang pertama kali berduka

saat kau cemas dan iba terhadap saudara kita yang melarat dan tertimpa bencana

agar hamba bisa ikut menabur bunga dan menyaksikan pengibaran bendera pusaka

dan agar hamba bisa berdekatan dengan Tuhan

karena semua orang di negeri kita tahu kalau Tuan Presiden adalah orang suci

yang bekerja keras mengurus masyarakat seperti para nabi

yang menegakkan keadilan dan kejujuran seperti para rasul

yang tak pernah berkompromi sedikitpun dengan kecurangan dan ketidakadilan

(Yogyakarta, 21 Maret 2010 1:38 PM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun