Mohon tunggu...
Jhon Qudsi
Jhon Qudsi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Media Sosial

Eksistensi suatu peradaban di bentuk oleh tulisan yang melahirkan berbagai karya i buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bogel, Kiai, dan Tuhan yang Dekat

28 Januari 2025   18:56 Diperbarui: 28 Januari 2025   18:56 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (emam santri para pencari barokah)

Sejak pertama kali menjejakkan kaki di Pondok Pesantren, Bogel sudah terkenal. Bukan karena ketekunan belajarnya. Bukan pula karena suaranya yang merdu saat mengaji. Tapi karena satu hal yang jarang dimiliki santri lain: kemampuannya membantu keluarga pesantren dalam segala urusan.

Bogel bisa jadi tukang angkat galon, tukang ketik surat, tukang servis kipas angin yang mendadak mogok di tengah hari terik, sampai tukang antar makanan. Apa pun yang perlu dilakukan, Bogel selalu ada.

Orang-orang di pesantren bilang, "Bogel ini santri barokah. Tangannya ringan." Ada pula yang bercanda, "Bogel ini pasti punya wasilah khusus sama Tuhan. Doanya makbul tapi ia tidak menyadari, soalnya dia selalu membantu jalannya syiar agama."

Bogel sendiri tidak pernah merasa begitu. Baginya, membantu itu ya membantu. Tidak ada urusan dengan barokah atau tidak. Tapi kata-kata itu sering membuatnya berpikir.

Suatu sore, saat Bogel sedang mengantarkan 

mengangkat karung beras ke dapur makanan keluarga dalem, Kiai memanggilnya.

"Bogel, duduk dulu di sini," kata Kiai sambil menunjuk bangku di teras ndalem.

Bogel buru-buru mengusap keringat di dahinya. Dia duduk dengan posisi setengah siap berdiri, takut-takut ada tugas lain yang harus dikerjakan.

Kiai tersenyum. "Orang-orang bilang kamu ini santri barokah. Menurutmu?"

Bogel menggaruk kepala. "Entahlah, Kiai. Saya cuma bantu-bantu saja."

Kiai tertawa kecil. "Kamu tahu, Bogel? Kadang orang yang paling dekat dengan Tuhan bukan yang paling rajin mengaji, bukan pula yang paling fasih berceramah. Tapi yang paling sering menolong orang lain dengan ikhlas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun