Probolinggo - Pesantren tidak lagi sekadar tempat menimba ilmu agama. Di era modern, santri juga didorong untuk memiliki jiwa wirausaha. Semangat itu tampak dalam gelaran Jatim Expo Pendidikan dan UMKM 2025 di halaman Universitas Nurul Jadid (UNUJA), Paiton, Rabu (22/1).
Sejumlah stan berjejer rapi, memamerkan produk hasil karya santri dan pelaku UMKM lokal. Mulai dari olahan makanan berbasis hasil pertanian, produk fesyen bernuansa Islami, hingga buku. Bukan sekadar pameran, ajang ini menjadi momentum mendorong santri agar lebih berani terjun ke dunia usaha.
Talk show kewirausahaan yang digelar menyedot perhatian para santriwan santriwati yang hadir. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menekankan pentingnya membangun jiwa wirausaha sejak dini.
"Untuk meningkatkan UMKM, yang utama adalah menciptakan dulu. Jangan menunggu peluang datang, tapi ciptakan peluang itu sendiri," ujarnya.
Menurut Adik, santri memiliki potensi besar untuk menjadi wirausahawan. Selain nilai kemandirian yang telah tertanam di lingkungan pesantren, jejaring alumni yang kuat juga menjadi modal utama.
"Kita harus membangun pendekatan dengan dunia usaha. Santri jangan hanya berpikir bekerja, tapi juga menciptakan lapangan kerja," tambahnya.
Ketua KADIN Kabupaten Probolinggo, Gede Vandana Wijaya, turut memberikan pandangan. Pria yang akrab disapa Ivan ini menegaskan bahwa ekosistem bisnis bisa dimulai dari pendidikan.
"Pendidikan kewirausahaan di dunia pesantren merupakan peluang besar. Mereka memiliki jejaring dari berbagai daerah. Dari alumni, santri memiliki modal kemandirian," katanya.
Menurut Ivan, ke depan semakin banyak pesantren yang melahirkan wirausahawan muda.