Probolinggo - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Achmad Aruman, S.Sos., M.M., melalui Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Hari Pur Sulistiono, S.Pi., M.T., menyoroti potensi besar sektor perikanan Kabupaten Probolinggo. Penjelasan ini disampaikan pada Senin (30/12) di Gudang CV Empat Saudara, Asembagus, usai evakuasi buaya muara oleh warga.
Menurut Hari Pur, Kabupaten Probolinggo memiliki prospek menjanjikan dalam perikanan tangkap dan budidaya. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam perikanan tangkap yang bergantung pada musim.
"Perikanan tangkap sangat dipengaruhi musim ikan atau angin. Maka, fokus kami adalah pengembangan budidaya, seperti udang, bandeng, dan nila, yang terus menunjukkan kemajuan signifikan," jelasnya.
Tambak udang menjadi sektor unggulan dengan orientasi ekspor meskipun harga di pasar internasional sedang turun. Selain itu, budidaya lele tetap menjadi andalan utama di kolam darat, sedangkan nila lebih banyak dipasarkan secara lokal.
Budidaya Laut di Gili Ketapang Jadi Kampung Perikanan
Hari Pur juga menyoroti budidaya laut, seperti kerapu, yang terus dikembangkan di Pulau Gili Ketapang. Wilayah ini bahkan telah ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya kerapu oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Dengan penetapan ini, kami berharap pengembangan budidaya kerapu di Probolinggo semakin maju. Ini membuktikan bahwa Probolinggo juga mampu bersaing, bahkan melampaui daerah lain seperti Situbondo, meski di sana investor lebih banyak berperan," paparnya.
Pelatihan dan Perlindungan Nelayan Jadi Prioritas
Dinas Perikanan Probolinggo terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan. "Kami memiliki bidang khusus untuk memberikan pelatihan, baik di bidang olahan hasil laut maupun budidaya darat dan laut, guna meningkatkan kualitas produk," ujar Hari Pur.
Selain itu, perlindungan nelayan menjadi prioritas penting. Fokus utama perlindungan nelayan meliputi:
- 1. Larangan alat tangkap merusak lingkungan.
- 2. Dorongan untuk memiliki usaha sampingan saat paceklik.
- 3. Jaminan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan.