Melihat perkembangan akhir-akhir ini, khususnya soal dinamika perekonomian Republik ini, faktanya tidak semakin optimis, tapi justru malah semakin pesimis.
Ambisi dan cita-cita besar presiden Jokowi membangkitkan perekonomian nasional secara keseluruhan memang layak di apresiasi.
Berbagai program dan kerja besar presiden Jokowi membangkitkan perekonomian Negara, seperti program tol laut, yang salah satunya untuk mengendalikan disparitas harga kebutuhan rakyat, Percepatan infrastuktur yang salah satunya untuk membangkitkan dunia industri sehingga mampu menyerap tenaga kerja, dan deregulasi, dsb.
Namun apa jadinya, jika cita-cita dan ambisi besar presiden Jokowi itu tidak dapat ditangkap dan dipahami tahapannya secara baik dan tepat oleh para pembantunya, seperti menko perekonomian saat ini, Darmin Nasution, maka yang terjadi tentu spirit presiden Jokowi itu hanya akan berhenti dalam tataran wacana tanpa implemetasi konkrit dilapangan.
Sosok darmin Nasution sebagai menko perekonomian sejak agustus 2015 sampai hari ini terbukti blunder dan gagal menjalankan intruksi presiden Jokowi. Contoh hal kecil saja, perintah presiden Jokowi jelas dan tegas, bahwa harga daging sapi maksimal 80,000/kg, namun sampai hari ini faktanya gagal dipenuhi tim ekonomi pemerintahan Jokowi di bawah asuhan menko Perekonomian Darmin Nasution.
Alih-alih berhasil menurunkan harga daging sapi, tim ekonomi presiden jokowi malah saling menyalahkan antar satu kementerian dengan kementerian lainnya di bawah menko perekonomian, yang aneh lagi ketika menko Darmin justru menyalahkan pihak lain akibat tingginya harga daging sapi karena telat Impor, padahal kebijakan impor sejatinya menko perekonomianlah yang bertanggung jawab. Belum lagi soal kebijakan2 lain yang faktanya tidak efektif maupun nihil, seperti kebijakan paket ekonomi pemerintahan jokowi maupun semrawutnya data ekonomi pemerintah.
Dalam konteks diatas dapat ditarik benang merah, jika sebenarnya menko perekonomian sampai saat ini tidak mampu menyelaraskan program-program pemerintah sebagaimana yang dikehendaki presiden Jokowi, seperti contoh sampai hari ini ego sektoral antar kementerian masih tinggi, selain itu menko perekonomian darmin Nasution faktanya tidak mampu membuat terobosan-terobosan kebijakan yang mampu mengakselerasikan spirit dan program percepatan pemerintahan Jokowi.
Sudah saatnya presiden Jokowi mengocok ulang posisi menko perekonomian agar situasi ketidakjelasan perekonomian ini segera terjawab dan muncul optimisme.
Dalam kondisi perekonomian global yang sedang sulit dan perkonomian dalam negeri yang sedang membangun jalan berdaulat melalui berbagai program percepatan ini. Dibutuhkan sosok menteri koordinator perekonomian yang gesit dan lincah dalam mengambil terobosan kebijakan, komando kebijakan ekonomi harus sosok yang punya keberanian ambil resiko dan berpikir out of the box/kreatif, selain itu ketegasan dan ketajaman seorang menko perekonomian dalam mengkalkulasi setiap situasi yang berkembang harus matang dan cerdas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H