Mengutip perkataan Dr. Handry Sartiago (CEO Global Electric Indonesia) berbagi semangat motivasi mengenai hidup. Ujarnya Hidup adalah pilihan dan saat ini aku memilih peran sebagai pendidik alias Guru. Karir mengajarku baru dimulai satu minggu berjalan, namun rasa-rasanya memang tidak mudah untuk mengelola berbagai hal.
Berbagai teori yang sudah aku baca dari buku-buku utamanya genre pendidikan tidak semudah fakta di lapangan. Nyatanya aku masih harus banyak belajar dan beradaptasi dengan lingkungan, utamanya dengan para siswaku. Seorang temanku pernah berkata, Li lu tuh gak cocok kalau ngajar di SMP. Lu tuh cocoknya jadi dosen!.Â
Nampaknya perkataan temanku tersebut sedikit relate dengan kondisi yang ku alami saat ini. Bila pada episode-episode sebelumnya aku lebih banyak berinteraksi dengan orang dewasa, namun kali ini dihadapkan kepada peserta didik peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yaitu diusia remaja (SMP).Â
Aku masih terus belajar hingga saat ini, utamanya belajar untuk mengenali karakteristik setiap individu peserta didik yang ku ajar, dan itu tidak mudah. Apalagi usia mereka yang kadang membuatku sendiri sering bergumam dalam hati, ohhh jadi gini ya karakteristik anak SMP tuh. Unik, gemas, dan terkadang bikin diri harus lebih ekstra sabar.Â
Satu individu dengan individu peserta didik sangat beragam, dan itu kasih ku amati sampai saat ini. Ada yang dia rajin, bersemangat belajarnya, tetapi ada juga yang dia ingin nya main terus, bahkan hari Sabtu yang lalu ku dapati peserta didik yang sikapnya "kurang ajar", akan tetapi sekali lagi ku banyak belajar betul dari berbagai pihak.
Salah satunya aku mendapatkan pelajaran berharga dari Pak Saptudin, S.Pd.I yang sama-sama Guru PAI dan partner mengajar dan sudah ku anggap sebagai pembimbingku.Â
Pesan beliau bila ada anak "kurang ajar" tadi maka hal yang harus dilakukan sebagai seorang guru ialah bersabar, sembari terus memberikan bimbingan, arahan, dan rasa kepedulian terhadapnya sehingga dengan begitu harapannya anak tersebut dapat beralih menjadi anak yang salih dan aku menyetujui pesan dari beliau tersebut.
Teringat ku kepada Rasulullah Shalaullahu'alahi Wassalam. Beliau adalah pendidik sejati yang sangat sabar dalam mengajarkan nilai ketauhidan (Islam) kepada semua kalangan, tidak saja kepada para sahabat. Lemah lembut, sabar, penyayang dan lain-lain sehingga membuatku tersadar betul untuk menghadapi jenis siswa seperti tadi haruslah dengan super bahkan bertripel-tripel sabar.
Sembari ku ingat pesan baginda Nabi agar doakan selalu anak didik semoga ia dibimbing oleh Ilahi agar senantiasa hatinya luluh dan mau mengikuti pembelajaran dengan serius sebagaimana layaknya seorang penuntut ilmu.
Hikmah yang lain terasa oleh diri adalah nikmat dalam perjuangan bolak-balik rumah ke sekolah dan sebaliknya dengan moda transportasi angkot sungguh butuh perjuangan. Namun diriku sudah berazam bahwa aku akan meminimalisir sekecil mungkin berbagai keluh dan peluh dan hanya kepada-Nya lah berbagai kesusahan ku adukan.