Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Damai Yes, Anarkis No

3 Desember 2015   19:15 Diperbarui: 3 Desember 2015   19:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendekati pemilihan kepala daerah bupati dan wakil bupati 9 Desember mendatang, suhu politik di Kabupaten Melawi kian memanas. Pada Rabu (2/12) sempat terjadi ketegangan antara pendukung pasangan nomor urut 1, Panji-Dadi Sunarya dan pendukung nomor urut 2 Firman Muntaco-Jhon Murkanto Ajan. Beruntung kepolisian cepat tanggap sehingga tidak sampai terjadi bentrok fisik antara keduanya.

Saya tidak bisa membayangkan jika bentrok fisik tersebut sampai pecah. Apalagi pada saat itu ditemukan sejumlah senjata tajam yang sengaja disiapkan oleh kelompok pendukung. Jatuh korban sudah barang pasti. Namun persoalannya tidak sesederhana itu. Bisa jadi ketegangan akan berlanjut sampai pada waktu yang lama. Masyarakat menjadi tidak lagi tenang menjalani pekerjaannya, kalau sudah begini ekonomi akan semakin memburuk dan kejahatan pun akan semakin meningkat.

Saya masih ingat konflik sosial yang terjadi pada tahun 2007 silam. Betapa menderitanya kami. Ketakutan selalu menghantui kami. Suasana mencekam. Padahal kami tidak terlibat dalam konflik tersebut. Namun kami terkena dampaknya. Kami tidak bisa bekerja, harga kebutuhan pokok semakin mahal, sementara kami tidak mempunyai pendapatan. Anak-anak menjadi trauma. Hampir setiap malam kami harus jaga bergiliran guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagaimana dengan mereka yang terlibat konflik? Jelas kondisinya lebih parah. Selain korban jiwa, harta benda juga ikut ludes karena amarah masing-masing. Hilang sudah rasa yang ada pada sila kedua. Tidak lagi kenal siapa saudara, karena yang berbeda pasti akan dimusnahkan. Butuh puluhan tahun untuk mengembalikan keadaan, itupun tak bisa pulih seperti sedia kala. Ya sampai kinipun masih tetap meninggalkan luka.

Maka tidak salah jika ada pepatah mengatakan, menang jadi arang dan kalah jadi abu. Artinya tidak ada yang untung dalam konflik, karena kedua-duanya rugi. Apakah ada nama baik yang dipertahankan atau kebanggaan yang diagungkan? Sama sekali tidak. Sebab mereka sama-sama bersaudara. Yang ada hanya penyesalan. Kecuali berjuang melawan penjajah. Itu adalah harga mati.

Maka dari itu, sebagai rakyat biasa saya hanya berharap mari jaga persatuan dan kesatuan untuk daerah kita. Jangan lagi ada konflik hanya gara-gara kita beda pilihan. Sebab siapapun yang menang dia adalah bupati Melawi bukan bupati pendukungnya saja.

Cukuplah konflik akibat pilkada terjadi di daerah lain saja. Jangan sampai di daerah yang kita cintai ini terjadi ketegangan yang sama sekali tidak membawa manfaat apa-apa. Bukankah tujuan kita sama. Sama-sama ingin merubah keadaan Melawi menjadi lebih baik. Namun kenapa kita sendiri yang merusaknya hanya karena kita beda pilihan. Yuk sama-sama kita bergandengan tangan untuk Melawi yang lebih baik. Damai Yes Anarkis No.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun