Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi Guru Jangan Egois Part II

6 Februari 2024   09:04 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak saat bermain, foto ini saya ambil sekitar tahun 2015 silam. Kini mereka sudah masuk bangku SMP bahkan ada yang sudah masuk SMA. (foto pribadi)

Kemarin sudah janji akan membuat kelanjutan tulisan tentang pendidikan Indonesia. Tulisan saya kemarin terputus karena sudah sore, sudah masuk waktunya olahraga. Oke kalau begitu kita lanjutkan pembahasannya.  

Ngomong-ngomong soal pendidikan di Indonesia, kalau menurut hemat saya kualitasnya sudah baik. Insfrastruktur dan SDM-nya sudah baik. Pokoknya jauh sekali jika dibandingkan dengan pendidikan saat saya masih kecil dulu. Gedung sekolah yang megah dengan fasilitas yang lengkap sudah banyak dibangun di daerah-daerah. Akses internet juga sudah sampai ke pelosok. Tinggal upgrade kemampuan gurunya saja supaya bisa mengimbangi perkembangan zaman.

Sebab saat ini anak-anak kecil sudah mengenal sangat jauh teknologi dan perkembangan zaman. Bahkan sebelum mereka masuk ke bangku sekolah. Orang tua yang tidak mau repot saat anaknya menangis akan memilih android sebagai pengasuh paling ampuh agar anaknya diam. Tak heran jika anak-anak sekarang mau melakukan aktifitas apa saja tak bisa lepas dari android. Mau makan di depannya harus ada android, mau tidur juga harus dengan android. 

Kondisi ini yang sebenarnya mau disesuaikan oleh pemerintah dalam dunia pendidikan. Pemerintah hendak memasukan ketergantungan anak-anak pada android ke dalam pendidikan. Kira-kira masuk tidak ya? Atau pengamatan saya yang keliru. Bisa iya bisa juga tidak. Hehehe.

Maka dari itu saat ini guru dituntut kreatif dalam menyampaikan ilmu mereka. Dituntut membuat pola pembelajaran yang menyenangkan, jika memungkinkan harus berhubungan dengan teknologi. Semua materi diuplod pada sistem atau aplikasi, kemudian murid diminta untuk mengakses melalui aplikasi tersebut. Jadi guru tinggal memantau atau menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.

Sebuah terobosan yang sangat baik, tinggal mengembangkan minat siswa dalam mengakses pelajaran yang dimaksud. Sebagai gambaran, biasanya saat anak-anak memegang android yang mereka akses adalah game online, video kartun atau video short yang lucu.

Jadi perlu kiranya para guru juga membuat video-video short, meme-meme yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah, kemudian siswa diminta untuk mengakses video tersebut.  Intinya bagaimana caranya supaya mereka senang dulu, setelah itu baru masuk pada proses belajarnya. Jangan dibalik belajar dulu nanti dia juga senang. Oh tidak bisa kisanak. Ini bukan zaman Satria Kamandanu.

Karena memang trend itu yang sekarang diminati siswa, kita tidak bisa memaksa murid seperti dulu lagi. Yang musti belajar seharian di bangku sekolah. Mencatat mata pelajaran berlembar-lembar. Terus menerus menerima materi dari kita. Padahal waktu efektif untuk menerima materi itu paling banter hanya setengah jam saja, selebihnya mereka sudah tidak konsentrasi. Apalagi jika cara mengajar kita monoton. 

Maka wajar jika guru-guru dulu sangat diktator saat mengajar, mau tidak mau, suka tidak suka siswa dipaksa untuk fokus pada saat belajar. Nah persoalannya sekarang zamannya sudah beda. Kalau dulu anak-anak masih mau nurut, mau mendengar apa kata guru, jikapun tidak nurut mereka tidak akan berani melawan. Sedangkan sekarang, guru salah sedikit saja akan berurusan dengan APH, videonya viral. Bahkan beberapa waktu lalu ada anggota DPR yang marah-marah kepada salah satu guru karena menyuruh siswa menulis beberapa halaman.

Pengawas di dunia pendidikan saat ini begitu banyak. Guru mudah viral kalau sedikit saja melakukan kesalahan. Maka dari itu...... Sepertinya membutuhkan waktu lagi untuk melanjutkan tulisan ini..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun