Suatu sore saya dan keluarga sedang santai di dekat Tugu Juang Nanga Pinoh Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Tugu ini menjadi alternatif warga sekitar untuk mengisi waktu luang. Jadi setiap sore akan ramai warga dari berbagai kalangan berkumpul di sana. Kalau ada keramaian sudah barang tentu akan banyak pula pedagang kecil di sekitaran.
Nah saat sedang santai-santai menikmati makanan, tiba-tiba ada anak muda yang meletakan sampah plastik bekas minuman ke dalam pot tanaman di depan mata saya. Saya langsung menegurnya.
"Itu bang tempat sampahnya ada di sana" kata saya sembari menunjukan tempat sampah yang jaraknya tidak sampai sepuluh meter. Namun apa kata anak muda tersebut. "Iya nanti Jak".Â
Karena merasa risih, akhirnya sampah yang dia selipkan di pot bunga tersebut saya ambil dan saya masukan ke dalam tong sampah. Sianak muda tersebut seperti tidak merasa bersalah, santai saja.
Untuk masalah sampah, jujur saya memang agak gimana gitu. Maka terhadap anak saya yang masih kecil, saya ajarkan dia untuk membuang sampah pada tempatnya. Misalnya ada sampah plastik bekas makanan, saya langsung meminta sang anak untuk membuang ke tempat sampah.
Saat santai-santai di taman, saya juga selalu mengingatkan anak-anak agar tidak membuang sampah sembarangan atau meninggalkan bekas makanan di tempat umum. Kalau tidak ada tempat sampah di sekitar lokasi, terpaksa sampah tersebut dibawa pulang. Kalau tidak bisa membersihkan minimal jangan menambah kotor tempat umum.
Kesadaran membuang sampah pada tempatnya di kalangan masyarakat kita memang masih sangat rendah. Meski pemerintah telah menyediakan bak sampah di tempat-tempat umum, nyatanya masih sering saya jumpai sampai plastik bekas makanan dan minuman ditinggalkan begitu saja oleh orang tak bertanggung jawab.
 Tergantung dimana mereka duduk. Kalau duduk di dekat kolam maka sampah akan ditinggalkan di dekat dia duduk. Kalau duduk lesehan di sekitaran tugu maka sampahnyapun akan ditinggalkan begitu saja. Hanya beberapa orang saja yang dengan kesadarannya membuang sampah pada tempatnya. Tak heran jika setiap pagi sampah banyak bertebaran di sekitar tugu.
Padahal membuang sampah pada tempatnya itu hal yang sangat mudah, namun akan menjadi berat jika kita tidak terbiasa. Sama halnya saat ada kegiatan di gedung-gedung pertemuan. Masalah sampah nyaris tidak pernah dibahas dalam kegiatan. Tak heran begitu acara selesai sampahpun menumpuk di tempat acara. Akhirnya panitia sendiri yang repot.
Padahal hal ini bisa dikondisikan, seandainya panitia mengingatkan kepada pengunjung untuk membuang sampah ke tempat yang disediakan oleh panitia, atau minimal jangan meninggalkan sampah di tempat duduk. Jadi usai kegiatan tempat acara tetap bersih. Bisa tidak ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H