Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aneh SPBU Melawi Kok Layani Drum

23 Januari 2016   22:26 Diperbarui: 23 Januari 2016   22:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendati pertamina sudah melarang SPBU untuk melayani jiriken dan drum, SPBU di kabupaten Melawi Kalimantan Barat justru terkesan acuh. Dengan santainya petugas SPBU melayani pembeli yang menggunakan jiriken bahkan pembeli yang membawa drum.

Pemandangan ini nyaris terjadi hampir setiap hari. Disaat SPBU mulai buka sekitar pukul 8 WIB, sejumlah mobil yang membawa puluhan drum sudah stanby di depan SPBU, di lokasi yang sama kita juga bisa menyaksikan puluhan kendaraan yang membawa jiriken bersiap untuk menyerbu minyak.

Kondisi ini tentu saja mengakibatkan masyarakat umum yang harusnya menjadi prioritas utama justru tak kebagian BBM. Dengan terpaksa mereka harus mengisi BBM di kios eceran dengan harga yang lebih mahal.

Sebagai masyarakat, saya juga merasa kesal dengan keadaan ini, disaat hendak antri minyak di SPBU, ternyata SPBU sudah dipenuhi oleh “spekulan”. Bahkan terkadang yang antri berjajar di lokasi SPBU tersebut hanya sepeda motornya yang dipenuhi jiriken,  sedangkan orangnya entah kemana.

Beberapa masyarakat lain terkadang juga harus memutar arah jika melihat pemandangan seperti ini. Sebab jika harus memaksa ikut antri setidaknya membutuhkan waktu berjam-jam, dan itupun belum tentu dapat, sedangkan mereka juga harus bekerja lain.

Pemandangan seperti ini akan semakin parah jika pasokan BBM dari pertamina tidak lancar. Para pemburu minyak seperti semut yangberebut  gula. Sudah dipastikan masyarakat hanya menjadi akan penonton dan bersiap-siap beli BBM eceran dengan harga selangit.

Tak dibeli kita butuh, namun jika dibeli harga sudah tak terkendali. Ya masyarakat memang selalu menjadi korban permainan para spekulan. Mereka “Dipaksa membeli BBM” dengan harga mahal karena tidak punya pilihan lain.

Di Melawi Spekulan memang akan dilayani sedikit istimewa, karena mereka harus membayar harga lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat umum. Hal yang demikian ini juga sudah menjadi rahasia umum. Jika tidak berani membeli dengan harga lebih tinggi, ya hanya dapat BBM sekedarnya saja.

Pemandangan yang mungkin hanya ada di Melawi, mungkin juga daerah lain di Indonesia adalah, banyaknya kios eceran yang berdiri di sekitar SPBU. Meski demikian kios-kios tersebut tetap ada pembelinya, karena memang SPBU hanya buka beberapa jam saja.

Mudah-mudahan saja keluhan saya ini sampai kepada pegawai pertamina, supaya mereka bisa kroscek di lapangan. Dengan demikian distribusi BBM kepada masyarakat akan normal, dan masyarakat tidak perlu membeli BBM dengan harga yang mahal. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun