Pendidikan pemakai merupakan kegiatan pengarahan yang ditujukan kepada pengguna perpustakaan agar pengguna mampu memanfaatkan layanan dengan baik dan benar, serta memperkenalkan sumber daya di perpustakaan. Kini kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan di perpustakaan saja, tetapi dapat dilakukan di galeri, lembaga arsip, dan museum. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro telah melakukan kunjungan GLAM's dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pemakai semester 6.
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro melakukan observasi ke Semarang Contemporary Art Gallery yang berada di kawasan Kota Lama Semarang tepatnya di Jl. Taman Srigunting No. 5-6 Semarang. Semarang Contemporary Art Gallery didirikan pada tahun 2001 dan tempat ini didedikasikan sebagai ruang untuk memperkenalkan karya-karya seniman kontemporer Asia, khususnya seniman yang berasal dari Indonesia.Â
Pemilik dari galeri ini merupakan seorang kolektor dan filantropi seni bernama Chris Dharmawan. Beliau mempunyai sebuah filosofi bahwa pertemuan antara manusia, budaya, seni, dan idealisme dalam sebuah ruang akan selalu menghasilkan keindahan bagi kehidupan manusia seutuhnya. Semarang Contemporary Art Gallery, dibuka mulai dari hari selasa hingga minggu pada pukul 10.00 - 20.30 WIB, dengan harga tiket masuk sebesar Rp25.000.
Untuk menunjang pemanfaatan karya yang ada, galeri ini menyediakan beberapa cara untuk melakukan edukasi kepada pengunjung yang datang. Di galeri ini terdapat brosur yang tersedia pada tempat tiket masuk, brosur tersebut menggambarkan denah galeri dan terdapat tulisan yang akan menjelaskan secara singkat mengenai galeri tersebut. Selain itu, terdapat barcode yang berada di dekat karya dimana pada barcode tersebut tersedia katalog karya yang dapat diakses secara digital. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan tidak hanya belajar di perpustakaan saja, namun mereka bisa mengaplikasikan bidang keilmuannya di tempat lain.
Saat ini Semarang Contemporary Art Gallery memiliki tema INQUIRIOUS dengan menampilkan 40 karya seni dari dua perupa yang berasal dari Bali yaitu Ines Katamso dan Alexander Sebastianus. Galeri ini terbagi menjadi 2 lantai, dimana pada lantai pertama diisi oleh karya seni milik Ines Katamso, yang akan membawa pengunjung melalui retorika dan metafor idiosinkratik, mengeksplorasi persimpangan antara biologi, mitologi, dan katarsis personal. Sedangkan, pada lantai kedua diisi oleh karya seni milik Alexander Sebastianus dengan mempersembahkan karya-karya yang mencerminkan kekhususannya dalam menjelajahi hubungan manusia dengan waktu.
Umumnya Semarang Contemporary Art Gallery memiliki tema yang berganti-ganti sesuai dengan para seniman yang bersedia mengirimkan karya nya di Semarang Contemporary Art Gallery. Tema pameran biasanya berganti setiap dua bulan atau sesuai dengan permintaan dari perupa. Kegiatan pendidikan pemakai dapat dilakukan melalui brosur dan barcode yang berada di dekat karya. Pada galeri ini tidak ada guide yang akan memandu pengunjung, tetapi jika kalian ingin bertanya terkait galeri ini dapat bertanya kepada penjaga yang bertugas.
Saat waktu pergantian karya tiba, para seniman akan hadir di galeri ini dan pengunjung diperbolehkan untuk bertanya kepada seniman terkait karya-karya yang ada. Dengan berkomunikasi kepada seniman tersebut juga menjadi sarana pendidikan pemakai bagi pengunjung galeri dan biasanya kegiatan ini tidak semua bisa dilakukan oleh galeri atau museum. Kunjungan galeri ini merupakan kegiatan pendidikan pemakai bagi mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro. Adanya kegiatan observasi tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa terkait pendidikan pemakai yang dilakukan di GLAM's.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H