Mohon tunggu...
Alia Muflihah
Alia Muflihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektifitas Mengajar PPKn di SD dengan Menggabungkan Pendekatan Konvensional dan Pendekatan Modern

22 Desember 2024   12:56 Diperbarui: 22 Desember 2024   12:56 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berfungsi untuk menanamkan kewarganegaraan yang baik dan bertanggung jawab, serta membangun karakter dan kesadaran di kalangan generasi muda. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menekankan pentingnya pengajaran PPKn dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi. Namun, saat ini, pengajaran PPKn ini masih menggunakan pendekatan konvensional yang mengandalkan ceramah dan hafalan.
Di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi digital ini, pendekatan konvensional dianggap tidak menarik, membosankan, dan monoton. Dalam situasi ini, guru hanya berdiri di depan kelas sementara siswa mendengarkan tanpa aktif, dengan penekanan yang berlebihan pada pengetahuan teoritis. Sehingga, Pendekatan konvensional kurang efektif, dengan beberapa akibat seperti siswa menjadi tidak aktif, kesulitan dalam mengembangkan pemikiran kritis, kurangnya kreativitas yang membuat siswa cepat merasa bosan, kesulitan dalam menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, serta terbatasnya kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi.
Tenaga pendidik semakin menyadari bahwa PPKn bukanlah sekadar mata pelajaran untuk diingat, tetapi merupakan panduan hidup yang harus dipahami dengan  baik. Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu menerapkan pendekatan yang relevan, yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga bermakna dan menarik bagi siswa yang umumnya memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan gaya belajar yang bervaiasi. Solusi yang tepat bagi guru adalah mengintegrasikan pendekatan konvensional dengan pendekatan modern, karena hal ini memungkinkan penyampaian materi secara jelas, terstruktur, serta mendukung siswa dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan analitis bagi siswa, sekaligus menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan untuk siswa.
Mengajar dengan menggunakan pendekatan modern yakni menggunakan metode inovatif yang memanfaatkan teknologi agar kualitas pembelajaran meningkat. Ciri khas pendekatan modern adalah interaktif, menekankan pada pemecahan masalah, mengajak berpikir kritis, mendorong kemampuan belajar secara mandiri, beragam dalam menggunakan sumber belajar, dan menjadikan guru sebagai fasilitator sekaligus pembimbing. Dengan demikian, menggabungkan pendekatan konvensional dengan pendekatan modern adalah cara untuk mengatasi kelemahan yang ada pada pendekatan konvensional.
Dalam pelaksanaannya, pendidik bisa memulai sesi belajar dengan memberikan penjelasan singkat, lalu dilanjutkan dengan kegiatan interaktif yang memanfaatkan teknologi. Salah satu contoh yang mengombinasikan pendekatan konvensional dengan pendekatan modern dapat dilihat pada pengajaran guru PPKn di SDN 1 Jakarta, di mana ia menjelaskan konsep demokrasi kepada para siswa. Setelah menjelaskan dasar-dasar demokrasi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendalami prinsip-prinsip demokrasi dan melakukan simulasi pemilu. Dalam situasi ini, pendidik berfungsi sebagai pendukung dan pemandu. Setelah semua kelompok berdiskusi tentang simulasi yang dilakukan, siswa kemudian melakukan presentasi dan merangkum hasil diskusi yang telah terjadi. Hasilnya, para siswa menunjukkan pemahaman yang mendalam dan baik mengenai demokrasi serta kesadaran sebagai warga negara.
Tentu saja, penggabungan kedua pendekatan ini tidak lepas dari tantangan. Dipelukan para pendidik PPKn yang mampu beradaptasi, kreatif, dan memiliki kemampuan literasi digital yang memadai. Dukungan infrastruktur teknologi dan kurikulum yang dapat disesuaikan juga sangat penting, serta sekolah-sekolah harus menyediakan fasilitas penunjang dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ini bukan hanya sekadar penyampaian infomasi, melainkan juga berfungsi untuk membangun karakter siswa. Dengan memadukan pendekatan konvensional dan pendekatan modern, pendidik tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membangun generasi muda yang berpikiran cerdas, beretika, dan memiliki kesadaran berbangsa. Para guru juga perlu melakukan inovasi secara terus menerus, menciptakan metode pengajaran yang tidak sekadar menyampaikan pengetahuan, tetapi juga memberikan motivasi dan perubahan yang signifikan.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun