Kemaslahatan Sebagai Atap Keluarga Sakinah.
Pendeknya keluarga maslahat adalah keluarga yang di dalamnya tumbuh aneka ragam kebaikan. Sesuai dengan nama nya "maslahat" terambil dari kata sha-la-ha. Berarti baik. Mendapatkan tambahan huruf  mim, menjadi maslahat, sebagai isin makan. Yakni keterangan tempat. Memberikan arti bahwa di dalam keluarga tersebut tumbuh aneka kebaikan yang telah diamalkan oleh seluruh anggota keluarga. Baik ayah, ibu terlebih anak. Sehingga jika dilihat dari luar, maka mereka dipandang sebagai contoh bagi lingkungan sekitarnya.
Konstruksi keluarga sakinah diibaratkan dengan bangunan rumah. Setelah pondasi yang ditanam demikian kuat. Pilar serta tembok rumah yang menarik bagus dan mengundang decak kagum siapapun. Lalu atap rumah yang layak dan anti bocor. Memberikan kesan bahwa rumah tersebut memiliki ruang yang nyaman untuk ditinggali. Â
Demikian pula dengan atap rumah tangg. Seperti yang di singgung diatas. Bahwa atap yang menarik ialah atap yang terdiri dari genting berbahan bagus serta memberikan nilai plus bagi siapapun yang melihatnya.Â
Atap keluarga maslahat tersusun oleh pembangunnya dengan memahami prinsip dan nilai berikut ;
Pertama misi Islam. Anggota keluarga memahami sistem kehidupan alam semesta. Yakni mereka menyadari bahwa manusia adalah bagian dari alam. Sedang secara personal, ia memposisikan diri sebagai hamba Allah, pengabdi Allah, sekaligus mendapatkan amanah sebagai khalifah di bumi. Maka dengan prinsip ini, semua anggota keluarga berhati-hati dalam melangkah dan bertindak untuk mengisi kehidupan.
Kedua memahami misi Rasul. Artinya seluruh anggota keluarga menerapkan secara personal tentang akhlak Rasulullah. Minimal di dalam keluarga. Terapan akhlak dalam keluarga akan membuahkan perilaku yang santun dalam kondisi apapun dan di manapun. Orang lain akan melihat anggota keluarga tersebut sebagai keluarga yang patut untuk dicontoh oleh lingkungan mereka.
Ketiga keluarga Islam. Bahwa seluruh anggota keluarga memahami bahwa mereka hidup adalah anugerah dari-Nya. Pemahaman tentang anugerah ini akan membekas pada setiap jejak langkah anggota keluarga tersebut. Sehingga seluruh anggota keluarga, perilaku tindakan dan juga aktivitas mereka sentiasa terpaut dan menunjukkan dimensi ilahiyah dalam bingkai aktivitas manusia dalam kesehariannya.
Keempat setiap anggota keluarga sedapat dan sesungguh mungkin menghindari perilaku mafsadat. Yaitu prilaku yang dapat memberikan dampak terhadap kerusakan yang timbul dari perbuatannya. Menjauhi dan menghindari dua sikap defensif atas serangan kerusakan yang dapat membawa anggota keluarga tersebut kepada kerusakan seluruh anggota keluarga, lingkungan dan masyarakat pada umumnya.
Kemaslahatan yang ditanam oleh seluruh anggota tersebut tanpa terasa akan menjadi atap setiap rumah tangga yang didiaminya itu. Mereka yakni seluruh anggota keluarga boleh jadi tidak dapat melihat akan dampak dari setiap aktivitas mereka dalam kesehariannya. Tetapi orang-orang yang berada di lingkungannya memberikan penilaian positif atas apa yang mereka lakukan selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H