Menarik untuk dikulik tentang relasi marital. Suami istri adalah laki laki dan perempuan dua insan yang bersatu dalam mahligai rumah tangga. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Keunikan itu akan semakin tegas saat mereka menyatu ke dalam hubungan pernikahan. Bukankah kita sering memperoleh berita terkait perselisihan antar keduanya yang tak kunjung berakhir.
Hampir semua teori mengatakan perselisihan rumah tangga dapat selesai melalui jalur musyawarah. Villa jalur tersebut masih belum memuaskan maka tingkat berikutnya pada konsultasi keluarga bila Masih belum selesai maka Kemanakah keduanya memperoleh solusi atas persoalan yang mereka hadapi.
Dalam buku Bahagiakah rumah tangga kita ?. Ditulis bahwa tidak ada problematika rumah tangga yang tidak dapat diselesaikan. Istilah Hakam adalah wakil dari keluarga dari dua pihak. Al Quran menyebut demikian. Namun hal ini juga bukan solusi akhir sebelum melangkah ke jenjang pengadilan agama.
Mencari Kemenangan Apa Kebenaran ?.
Bagaimana saat suami istri bermusyawarah ?. Ini yang patut menjadi pertanyaan. Sebab musyawarah yang dilakukan oleh suami istri, pada umumnya, mereka lebih bernafsu untuk menumpahkan seluruh potensi yang ada dalam diri kepada lawan bicaranya. Terlebih kedua belah pihak saling menumpahkan "air bah" atau unek-unek tersebut tanpa jeda. Mereka saling bersahutan dengan volume tinggi meskipun jarak mereka teramat dekat. Inilah yang menarik untuk dibahas. Apakah mereka sedang memanggil atau berbicara dengan orang yang berjarak puluhan kilometer ?. Sekalipun faktanya mereka saling berhadapan dan hanya sebatas 1 cm.
Dengan teriakan tersebut, mungkinkah mereka memperoleh solusi. Ada baiknya jika sepasang suami istri kembali bertanya kepada diri. Apa hakikat mereka berdua menggunakan istilah musyawarah untuk memperoleh solusi atas problematika yang mereka alami berdua.
Hanya Mulut Yang Berfungsi.
Musyawarah hanyalah sebuah istilah agar mereka dikatakan sebagai keluarga Samara saat problematika mendera. Sejatinya yang mereka cari justru kemenangan atas apa yang mereka katakan sebagai Musyawarah tersebut. Jelas ini bukanlah win-win solution yang mereka harapkan pada sesi episode kehidupan mereka berdua berikutnya.
Untuk memperoleh kebenaran dan kemenangan bersama maka suami istri penting untuk mengedepankan empat anggota tubuh beserta fungsinya masing-masing secara bersamaan.
Pertama menempatkan hati sebagai media untuk berpijak sebelum mengajak pasangan bermusyawarah. Mempertanyakan kembali apa tujuan mereka berdua musyawarah dengan pasangan. Apakah ditunggangi dengan kepentingan manipulatif. Ataukah untuk mencari kebenaran dan kemenangan bersama.
Kedua, mulut untuk bersuara. Komunikasi batin tidak berlaku bagi siapapun. Tidak mungkin seseorang mengetahui maksud hati dan pikiran tanpa disampaikan. m
Mulut sebagai perantara, untuk didengar dan dipikirkan oleh lawan bicaranya. Maka bicara lah ...