Diantara rukun yang rukun yang wajib di lakukan setiap muslim adalah ibadah haji. Dibandingkan dengan ibadah lainnya haji merupakan ibadah yang terberat.Â
Setiap muslim tidak dapat sekehendak sendiri untuk menuntaskannnya kecuali ada bebera syarat yang harus dipenuhinya. Kesehatan yang dimiliki, kekuatan  badan belumlah cukup untuk terbang ke dua tanah suci. Masih ada syarat lain yang bersifat umum, yakni, kekayaan dan kelancaran dalam perjalanan.
Ketiga syarat lahiriah itu juga tidak akan memacu seseorang untuk beranjak menuju ke tanah suci bilamana tidak memiliki nuansa spiritual yang mumpuni melekat padanya, yakni undangan Allah untuknya.Â
Berapa banyak ditemui mereka yang muslim, kaya, dan sering bepergian keluar negeri  juga belum berhaji. Sebaliknya ditemukan muslim yang status sosial terendah dinegeri ini yang tuntas menunaikan rukun islam kelima.
Haji merupakan ibadah khusus. Khusus dalam artian memiliki nilai spiritual dimata Allah SWT yang tidak diketahui oleh hujjaj. Karena sering didengar cerita tentang keanehan dan kejanggalan tentang prilaku hujaj ditanah suci. Adakalanya mereka yang suka mencuri, dan tindak negatif diluar jangkauan akal. Manusia tidak mengetahui  tentang hal itu dan Allah hendak menunjukkan kekuasaannya tentang yang selam ini menjadi kebiasaan mereka sebelum berangkat ketanah suci.
Sebagai sebuah ibadah haji memiliki nilai sosial, yang tak diragukan. Ajaran tentang kerja keras yang termaktub dalam sa'i misalnya menyiratkan perjuangan yang tak kenal lelah tentang perjuangan seorang ibu terhadap anaknya. Berkeliling selama tujuh kali putaran dibawah terik matahari bukan sesuai yang mudah pada awalnya. Kondisi psikologis seolrang perempuan yang biasanya tergantung dengan suami dan seterusnya memaksa tekanan psikis yang demikian mendalam. Hanya kepasrahan kepada Allah yang kemudian ditemukan soslusi atas masalahnya.Â
Ajaran tentang ibadah qurban pun  demikian putra kesayangan, satu satunya yang paling dinanti sekian trahun dan dalam rentang waktu yang panjang menjadi ujian serius bagi baginda ibrahim AS. Selepas kelahiran Allah memerintahkan untuk bepergian sehingga skenario Allah AS adalah memisahkan untuk sementara antara bapak dan anak kesayangannya.Â
Ini merupakan ujian berat bagi merekea yang menanti dan mencintai anak. Di usia tua speperti ini beliau masih berjuang fisabillah mengmebara dinegeri lain. Ujian masih belum selesai. Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa sepulang beliau ke Mekkah menemui dan berkumpul bersama keluarga dan anaknya Allah SWT mengujinya dengan penyembelihan putra semata wayang satusatunya penerus kehidupannya.
Jiwa pengorbanan atas apa yang dicintainya merupakan sesuatu yang termata  berat bagi siapapun manusia.Â
Nabi Ibrahim, manusia pilihan sekelas beliau pun merasakan betapa  berat ujian yang diberikannya. Diawali dengan pencarian tuhan yang berpisah dan berseberangan dengan ayah kandungnya, rupanya tetap berlanjut sampai pengorbanan anak tiba. Jelas bahwa pewristiwa ini tak dapat dicerna oleh manausia awam. Tetapi itulah kuasa Allah SWT. Bukti kecintaan kepada Nya mengalahkan sesuatu yang dicintainya di dunia.
Refleksi atas pengorbanan dunia.
Apa yang diuarkian oleh peristiwa Nabi Ibrahim memberikan pelajaran yang tak sedikit bagi umat manusia. Bila selama ini manusia  telah mendapatkan banyak anugrah maka itu tidak sebanding dengan apa yang pengorbanan Nabi Ibrahim terhadap Allah. Sesuai yang dicintai oleh manusia adalah dunia. Sebagaimana dalam al Quran Allah juga telah memberitahukan tentang kecibntaan manusia terhadapa hiasan dunia. Syahwat  itu anatar lain perhiasan, anak, kendaraan dan lain sebagainya. Tiga persoalan itu mendominasi syahwat manusia tak terkecuali kaya miskin, suku apapun dan agama apapun. Bahkan dalam pandangan pakar yang menentukan tentang hirul pikuknya perselisihan antara umat islam dimasa awalnya adalah kabilah.Â
Kelompok kelompok berbasis bani atau keluarga menentukan gerak dunia pada tahap perjalanan kehidupan manusia. Selanjutnya. perhiasan yakni emas perak dan semacamnya menjadi prioritas tak terpisahkan dari kehidupan manusia.Â