[caption caption="Ruang treatment khusus pasangan di Alaya Spa cabang Ibis Styles Jakarta Airport. (KOMPASIANA/Alia Deviani)"][/caption]Bagi sebagian kaum perempuan, termasuk saya, spa merupakan salah satu “pelarian” yang ampuh untuk menghilangkan lelah dan stres yang menumpuk akibat bekerja lima hari dalam seminggu. Akhir pekan pun sering kali saya isi dengan kegiatan “membabu” di rumah, seperti membantu sang Ibunda tercinta memasak , menyapu, mengepel dan lain-lain.
Jadi, ketika mendapatkan kesempatan untuk memanjakan diri secara cuma-cuma di Alaya Spa, tentu saja saya tidak menolak. Pada Rabu (23/12/2015) lalu, saya diajak Mbak Wardah Fajri atau yang lebih akrab disapa Mbak Wawa untuk datang ke gerai Alaya Spa di Ibis Styles Jakarta Airport. Sekadar info, Alaya Spa berbeda dengan salon atau tempat kecantikan yang sering kita jumpai di kompleks ruko atau pusat perbelanjaan. Tempat spa yang satu ini hanya tersedia di hotel berbintang, seperti Best Western Grand Palace Kemayoran, DoubleTree by Hilton Hotel Jakarta – Diponegoro, Ibis Styles Jakarta Airport, Novotel Bogor dan masih banyak lagi.
[caption caption="Suasana Alaya Spa cabang Ibis Styles Jakarta Airport. (KOMPASIANA/Alia Deviani)"]
Sesampainya di lokasi, kami berdua langsung disambut oleh wangi aromaterapi dan senyum manis para staf Alaya Spa. Saya dan Mbak Wawa menyempatkan diri untuk melihat sekeliling. Gerai ini memiliki tiga jenis ruang treatment, yang terdiri dari Single, Couple dan Hand and Foot Treatments.
Ruang khusus Hand and Foot Treatment tersedia tepat di samping meja resepsionis, dimana Anda bisa menikmati berbagai jenis perawatan khusus tangan dan kaki. Tiga diantaranya adalah pijat refleksi, manicure dan pedicure, serta pijat tangan dan kaki. Semua perawatan dilakukan di atas kursi pijat yang empuk dan nyaman.
Setelah puas melihat-lihat, kami langsung diarahkan ke ruang treatment khusus couple. Ruangannya sendiri cukup luas, bersih, rapih dan memiliki interior yang minimalis. Atmosfernya pun terasa damai dan tenang. Sebelum perawatan dimulai, salah satu terapis menginformasikan bahwa kami akan mendapatkan perawatan tubuh bernama Traditional Heritage Massage selama satu jam. Sesuai dengan namanya, Traditional Heritage Massage merupakan pijat tradisional yang mampu menghilangkan rasa lelah atau pegal pada tubuh.
Tak mau membuang waktu, kami langsung menaruh smartphone di dalam tas, membuka pakaian dan berbaring telungkup di atas ranjang pijat yang telah disediakan. Ritual memanjakan diri pun dimulai.
Pertama-tama, kedua terapis yang bertugas melayani kami melakukan semacam warm-up dengan shiatsu. Namun, pijatan yang diberikan tidak melibatkan gerakan injak punggung, melainkan hanya menggunakan tangan. Nah, sebagai pelanggan, Anda jangan malu untuk berkomunikasi dengan sang terapis. Sebab, setiap orang punya kebutuhan dan ketahanan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan terapis yang memiliki kekuatan atau tenaga yang berbeda-beda.
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, kebanyakan terapis profesional akan melontarkan pertanyaan, “Apakah pijatannya sudah pas?”.
Bila Anda merasa pijatan terlalu kencang atau terlalu pelan, langsung saja utarakan ke terapis. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan kepuasan serta kenyamanan, dan sang terapis akan mendapatkan pengalaman atau pembelajaran.
Begitu sesi warm-up selesai, perawatan dilanjutkan dengan pijatan tradisional menggunakan minyak pijat yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti teh hijau dan zaitun. Wanginya yang khas dijamin akan membuat pikiran dan tubuh rileks dalam waktu sekejap. Pijatan dimulai dari telapak kaki dan perlahan naik ke pinggang hingga ke bahu. Tentu saja pijatan tidak hanya terbatas pada tubuh bagian belakang saja, tetapi juga depan. Perawatan kemudian diakhiri dengan pijat kepala dan totok wajah.