Gak jauh dari rumah di Gading Serpong, ada kafe baru yang bisa dibilang lengkap. Biasanya, kafe itu hanya menyajikan kopi saja, atau makanan berat saja. Tapi ini, bernama Ludens Cafe, Bar dan Distro, menyediakan makanan berat khas Klaten, juga berbagai macam pilihan kopi yang diracik barista lulusan Singapura.
Lokasi di Jl Permata Medang , pas di samping Cluster Baleria nggak jauh dari SDC Gading Serpong.  Ludens diambil dari bahasa Yunani artinya, bermain. Konsep inilah yang menjadi dasar  berdirinya Ludens Cafe. Ada permainan apa saja sih? Sebenarnya konsep permainan seperti ini sudah banyak ditemui di beberapa kafe, seperti permainan monopoli, scrable, catur, lalu ada UNO Stucko, lLadders balancing game, pirate board game dan permainan sejenisnya. Tapi Ludens juga akan memprioritaskan komunitas untuk menggelar pertemuan atau konkow asik.
Nah, kedatangan saya ke Ludens Cafe sekaligus silaturahmi dengan para anggota Ketapels lainnya (Kompasianer Tangerang Selatan Plus), juga untuk muggahan. Makan-makan sebelum masuknya bulan Ramadan.
Adalah Pak Maryono Reso (Manajer  Personalia) yang memutuskan untuk pensiun dan menjual ayam panggang Klaten serta rawon khas Surabaya. Ternyata dagangannya laku, banyak orang asli Klaten yang kangen dengan kampung halaman mereka, menjadi langganannya. Sebelum berbisnis kuliner, Pak Maryono bekerja kantoran.
"Saya kerja di Kawan Lama itu selama 20 tahun. Empat tahun terakhir ada perubahan sistem, saya dipindahkan ke IT. Wah saya nggak merasa nyaman, akhirnya resign mengajukan pensiun dini. Dan tahun 2016 saya mencoba berdagang makanan khas Klaten itu," katanya.
Rumah berdomisil di BSD, Pak Maryono melihat banyak pelanggannya dari kawasan Gading Serpong. Lantaran itulah, bersama Pak Setiadi (Manajer Event) dia mendirikan Ludens cafe. Pak Setiadi sendiri tadinya seorang guru yang akhirnya beralih profesi menjadi pebisnis. Ludens Cafe memiliki seorang barista lulusan sekolah di Singapura, Bayu Murdiyanto. Merangkap menjadi Manajer Operasional, Bayu mengungkapkan beberapa jenis kopi yang ditawarkan di Ludens Cafe. Bayu yang mengerti soal kopi juga ikut berkolaborasi untuk membesarkan Ludens cafe.
Kata Bayu, ada banyak varian kopi di Ludens Cafe, mulai dari Kopi Mandailing, Kopi Gayo, Arabika, Robista, di mana kopi-kopi tersebut didapat dari sebuah desa di Lampung. "Kita kerjasama dengan sebuah desa di Lampung yang menyediakn kopi sesuai kebutuhan kita."
Lantaran datang ke Ludens Cafe siang hari, saya memesan makanan berat sekalian untuk lunch. Pesanan saya ayam bakar Klaten dan teh es manis. Rasanya? Simple tapi enak. Sambelnya yang berbeda, ada seperti kacang karena sambelnya kental. Juga dipadu dengan sambal matah campuran irisan cabe, bawang merah dan tomat.
Lalu untuk rawonnya yang dicampur dengan lontong juga menjadi andalan. Serta ada gado-gado dengan ulekan kacang yang kental disiram di atas sayuran segar.
Sayangnya, saya sebagai pecinta kopi belum sempat mencoba racikan kopi Pak Bayu ini. Insya Allah one day mau cobain kopinya ah. Untuk harga relaif murah, untuk kopi semua di bawah Rp 20 ribu saja.
Semoga Bermanfaat
AAL