Jujur nih, tadinya gue agak males nonton film Black Panther yang sebelumnya udah woro-woro di Avengers. Tapi lantaran kiddos promosi besar-besaran (padahal baru liat trailer di yutup) gue tergerak juga deh ke bioskop. Lalu, apa komentar gue pertama?
Bagus dan menghibur.
Mau bandingkan dengan film superhero lainnya? Baiklah. Black Panther berbeda dengan film superhero kebanyakan yang diisi selalu dengan ledakan serta penampakkan mutan-mutan. Mulai dari Avengers, Captain America, Justice League, Iron Man, nyaris semua sama...menyodorkan ledakan-ledakan yang nggak kelar-kelar..Biasaaa...Boseenn...
Meski durasinya terbilang lama, gue kok bisa nggak merasa bosan. Si sutradara, Ryan coogler pinter mengatur tiap plot film dengan hentakan, meski ada bagian yang lambat, itu bagian ketika T'Chala sedang curhat dengan mantannya, Nakia.
Bercerita soal Wakanda, negara fiktif yang berada di kawasan Afrika. Selama ini negara-negara adidaya meremehkan kalau Afrika adalah negara termiskin, kumuh dan menjijikkan. Tapi mereka tak mengira jika Wakanda tersembunyi dari dunia luar, Wakanda adalah rumah bagi kota yang paling berteknologi maju di dunia, dilindungi oleh penguasa dengan kekuatan yakni Black Panther.
Sejak peristiwa yang terjadi di Captain America: Civil War yang menewaskan Raja Wakanda, T'Chaka, kini saatnya T'Challa (Chadwick Boseman), anak dari T'Chaka, untuk mengambil tahta kerajaan Wakanda dan resmi menjadi Black Panther sebagai pelindung negaranya tersebut.
Tidak lama setelah menjadi raja, T'Challa harus mengejar Ulysses Klaue(Andy Serkis) yang telah membunuh ayahnya dan menjadi buronan selama 30 tahun karena mencuri vibranium, sumber daya utama Wakanda hingga memiliki teknologi canggih.
Pengejarannya ke Korea, justru membuka kisah lama mengenai jati diri Erik Killmonger (Michael B Jordan) yang tak lain adalah saudara sepupunya yang hilang. Â Kemunculan Killmonger inilah, masalah besar terjadi, Wakanda nyaris hancur, Pergeseran kepentingan kekuasaan mulai terlihat, mana yang selama ini setia, mana yang dendam di dalam hati.
Adegan pengejaran di Korea ini gue bilang keren banget lho. Dan adegan keren selanjutnya nyaris mewarnai selama film yang terbilang cukup panjang. Penonton sepertinya lelah dengan tontonan Marvel yang selama ini nyaris sama, pertempuran yang itu-itu aja. Melihat film Black Panther, penonton merasa lega, karena Marvel menyajikan tontonan segar dengan kualitas CGI yang kece abis. Pemain yang berwajah baru, cerita yang berbeda, 'soul' orang Afrika nya terlihat di beberapa karakter dalam film ini, baik dari logat ataupun gesture mereka (maksudnya bukan aktor asli Hollywood yang dialognya Amerika bingit).
Di antara semua pemain yang berkulit hitam, selama film hanya ada dua yang berkulit putih Agen Ross (Martin Freeman) dan Ulysses.
Meski selama film disajikan dengan sebuah kota yang canggih, berteknologi tinggi serta menara-menara futuristik, tapi di sini juga tetap disajikan ritual tradisi dari nenek moyang khas dari Afrika. Seperti pertarungan tanpa baju, para pemimpin suku yang berpakaian cerah (ciri khas orang Afrika) serta beberapa khas suku pedalaman seperti kuping yang panjang, bibir bawah yang diberikan sebuah benda bulat, tanaman ungu yang bisa memberi kekuatan black panther untuk raja, serta pasar tradisional yang menjadi khas di beberapa negara di gurun.