Mohon tunggu...
Abdurachman Ali
Abdurachman Ali Mohon Tunggu... Insinyur - Hidup dengan penuh syukur

Writer-Traveller-Engineer

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Manuver Politik Cak Imin

3 September 2023   13:51 Diperbarui: 4 September 2023   10:00 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Bidang Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar melakukan kunjungan ke kabupaten atau Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (26/3/2022).(DOK. Humas DPR RI via kompas.com)

Namun jika alasannya seperti itu, apakah tidak lebih baik untuk menunggu hasil survey terbaru beberapa saat sambil tawar menawar dibawah radar dengan koalisi lain. Jika sudah mendapatkan jaminan dari koalisi lain, baru pindah. Langkah sepertinya itu sepertinya akan lebih menguntungkan secara politik bagi partai Demokrat.

Menurut saya pribadi, jika melihat hanya secara strategi politik saja, diluar personal dan kepatutan, menjadikan Cak Imin sebagai cawapres adalah langkah politik yang terbaik yang bida dilakukan oleh koalisi perubahan saat ini. 

Ada tiga alasan yang membuat strategi ini adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan koalisi perubahan saat ini.

Pertama, menarik Cak Imin berarti menarik PKB, hal ini akan menambah kekuatan sekaligus melemahkan lawan di waktu bersamaan. 

Melihat posisi Anies yang selalu paling buncit dalam survey dengan margin sampai sepuluh persen dengan posisi diatasnya, diperlukan gebrakan baru yang secara signifikan dapat menambah suara. 

Menarik AHY atau calon independen lain seperti Susi Pudjiastuti dan Yenny Wahid sepertinya tidak akan membantu Anies terlalu banyak dibandingkan dengan masuknya PKB, partai dengan 58 kursi. 

Selain itu, pindahnya PKB diprediksi akan mempersempit jarak Anies dan Prabowo karena dukungan yang berpindah. Jadi dengan satu gerakan, dua tujuan dapat dicapai.

Kedua, basis pemilih Cak Imin dan PKB nya berbeda dengan basis pemilih Anies. Sudah bukan rahasia lagi kalau kunci untuk memenangkan pemilu adalah di pulau Jawa. 

Cak Imin yang memiliki latar belakang seorang Nahdliyin dan memiliki basis kuat di Jawa Timur sepertinya akan memberikan tambahan kekuatan kepada Anies lebih besar daripada yang bisa diberikan AHY yang cenderung memiliki basis pemilih yang sama dengan Anies.

Politik memang sangat dinamis. Banyak manuver masih mungkin terjadi sampai dengan pendaftaran pasangan capres -- cawapres di akhir tahun ini. 

Jika diingat kembali, pada tahun 2019, manuver politik dilakukan bahkan setelah calon yang dikabarkan ditunjuk sebagai cawapres telah mengukur baju dan siap sedia di seberang lokasi pengumuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun