Selanjutnya ia terus menangis dalam waktu yang cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia yang didapatkannya.
Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.
Ketika itulah guru yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya, "Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?" Sang murid menjawab, "Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku."
Dari cerita tersebut, kita dapat belajar bahwa prank tidak harus selalu menghasilkan kepanikan dan kecemasan. Prank juga bisa memberi efek kebahagiaan baik bagi korban maupun pelaku prank. Tidak salah jika orang bijak berkata "ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil'." Semoga ke depannya, makin banyak yang melakukan prank secara bijak, memberikan kebahagiaan alih-alih ketakutan, apalagi sampai menyakiti orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H