Mohon tunggu...
Ali Audah
Ali Audah Mohon Tunggu... -

bila kebenaran malah membawa api maka dunia membutuhkan kebenaran-kebenaran sejati untuk mendinginkannya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhirnya Ada Damai di Filipina Selatan

12 April 2014   17:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13972724461862444736


Foto: Penandantangan Perjanjian The Comprehensive Agreement on the Bangsamorodi Istana Malacang, Kamis 27 Maret 2014 [Noel Celis/AFP]


Akhirnya ada damai di Filipina Selatan. Mohagher Iqbal mewakili MILF berjabat tangan dengan Miriam Coronel, negosiatior dari  Pemerintah Filipina, pada Hari Kamis 27 Maret lalu di Istana Malacanang, Manila. Peristiwa ini disambut sorak sorai dan takbir segenap pasukan Moro Islamic Liberation Front (MILF) yang menyaksikan penandatanganan Perjanjian Menyeluruh atas nasib bangsa Moro (The Comprehensive Agreement on the Bangsamoro) tersebut di kamp-kamp perjuangan mereka.

Dengan perjanjian ini, resmi sudah pengakuan Manila atas otonomi Masyarakat Muslim Moro di Filipina Selatan. Di tahun 1996, pengakuan serupa pernah diberikan. Namun ketidakpuasan masih menjalar di para petinggi MIFL. September tahun lalu,  pasukan yang dipimpin Nur Misuari menyerang Zamboanga yang  mencederai perjanjian 1996. Sejak itu,ketegangan kerap terjadi antara pasukan pemerintah dengan pasukan bersenjata MIFL.

Pemerintah BenignoAquino akhirnya mencoba meredakan ketegangan tersebut dengan memberikan konsesi politik yang lebih besar pada MIFL atas Filipina Selatan. Sekalipun masih harus menunggu persetujuan Kongres untuk merumuskan pembagian kewenangan Pusat dan MIFL, akan tetapi Perjanjian di hari Kamis lalu cukup melegakan banyak warga yang selama ini selalu tercekam ketakutan. Jamira Mapagkasunggot, 56, seorang pejuang MIFL dari Batalyon Bantuan Wanita, menggambarkan banyak wanita yang harus hidup menjanda akibat kehilangan suami, bahkan juga kehilangan anak atau keponakan. baginya, perjanjian ini dapat memberikan rasa aman kembali bagi seluruh masyarakat Filipina Selatan.

Kekhawatiran hanya terjadi pada adanya kemungkinan diboikotnya perjanjian tersebut oleh Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), yang hengkang dari MIFL th 2008 lalu. Misuari diharapkan dapat meyakinkan lasykar gerilyawan BIFF untuk bersedia bekerja sama membangun perdamaian kembali di tanah Filipina Selatan.

Sumber Berita: Agence France-Presse in Sultan Kudarat, Philippines (http://khabarsoutheastasia.com )

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun