Mohon tunggu...
Zulfikar Ali Butho
Zulfikar Ali Butho Mohon Tunggu... -

Masyarakat Biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lintasan Demokrasi

12 Maret 2012   07:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrasi awal dlm penelusuran konsep (rancang bangun ide) ditemukan di Yunani, tidaklah sprti yg didiskusikan brdsrkn buku2 populer yg menggambarkan situasi hidup didlm hub demos-kratos dimana manusia bernilai setara (equal) dan mewujudkan tata sosial berdasarkan kebebasan manusia (liberty) diatas prinsip alamiah berdaulat asali (human right). Di yunani demokrasi dimaksudkan dg sebuah prinsip membagi antara manusia berdaulat dg budak dan wanita.
Mereka yg berdaulat mewakili dirinya sendiri sbg tuan-tuan unggul dalam sexis dg wanita dan derajat harta keturunan dibandingkan kaum budak.

Perbincangan sosial politik budaya dan hukum dalam tema demokrasi ini pada sebuah mekanisme sederhana dri yg kita kenal sbg parlemen atau legislatif adalah perbincangan antara Tuan tuan kaum pria, wanita dan budak tidak dimaksudkan dlm konsep atau rancang bangun ide asal sebuah demokrasi, dua golongan terakhir ini tidaklah dalam skema demos kratos.
Perlu refleksi ulang pada tataran konsep dlm dimensi yg struktural determinan,mendasar radikal yaitu pengaruh demokrasi ketika dipahami dalam jejak jejak sejarah yg sudah terdistorsi dimana demokrasi saat ini sudah berubah menjadi asas2 yg ternyata tidak pernah mengakar pada sebuah realitas sosial sbg petunjuk struktur sosial spt apa sejatinya yg mendeterminasikan azas-azas demokrasi

Perlu diskursif dan pewacanaan baru ttg demokrasi yg sudah membius sahabt2 yg jujur dan ikhlas apalagi masy modern bergerak dg sedemikian ilusif nya melalui dogma demokrasi adalah perwakilan rakyat, demokrasi terdistorsi dari hakikat aslinya dari sebuah narasi yg buruk menjadi berhala yg dipuja, demokrasi tidak pernah ada jika yang dimaksud kedaulatan rakyat berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan.,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun