Penulis Oleh :
Ketua team : Dr. Eka Purwandi, S.E., M.Si.
Team : Ali Kurnia Abdul Fatah, S.Si , Tin Mulyawati, S.Pd , Wida Hidayatini, S.Pd
Mahasiswa Magister Manajemen Inovasi STEMBI
Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Bandung mengemban tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Program Studi Magister Manajemen Inovasi (MMI) sebagai bagian dari Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Bandung pada tahun 2021 ini memiliki program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh dosen sesuai dengan Visi dan Misi MMI STEMBI. Dalam program ini, kami melaksanakan kegiatan pengabdian dengan judul kegiatan “Diseminasi Digitalisasi Dalam Pengembangan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)/Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Mesjid Al Bayyinah dan Workshop Penggunaan Alat Cek Kadar Gula Darah Kepada Kader PKK di Desa Mangunharja Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung”.
Perjalanan kami berkaryawisata ke tiga provinsi dalam memenuhi salah satu mata kuliah, salah satunya adalah mengunjungi masjid Jogokaryan yang ada di Jogjakarta. Manajemen sumberdaya manusia, keuangan sampai manajemen operasional masjid Jogokaryan tertata dengan rapih sehingga masjid Jogokaryan menjadi fenomenal.
Dari hasil yang didapat menginisiasi kami untuk mendiseminasikan ke masyarakat sekitar yang memerlukannya. Sebagai korelasi hasil karyawisata terhadap pengabdian kepada masyarakat.
Dari beberapa tempat yang akan dijadikan objek diseminasi akhirnya disepakati untuk melakukan pengabdian masyarakat di masjid Al Bayyinah di desa Mangunharja Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Di masjid Al Bayyinah ada TPA/MDTA (Taman Pendidikan Al Qur’an
/Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA)) yang baru dirintis dari tahun 2019 semenjak adanya covid-19.
Perekrutan santriwan/santriwati hanya dari mulut kemulut. Tempat kegiatan hanya di pelatar masjid, tidak ada tempat khusus. Pengajar adalah sukarelawan yang bekerja di tempat lain dan menyisihkan waktu setelah pulang bekerja. Pembiayaan untuk honor pengajar hanya dari donator dengan ala kadarnya. Para santriwan/santriwati dalam melaksanakan kegiatan menggunakan baju bebas. Buku-buku yang digunakan bekal dari rumah. Pencetus gagasan yaitu kepala sekolah ingin TPA/MDTA berkembang seperti madrasah lainnya.