Kini aku telah menyatu dengan deru napasmu untuk menghapus segala cerita tentang si burung finix yang kan kembali lahir dari sudut kegelapan.Dari balik jeruji besi ini akan kubakar satu demi satu lumbung-lumbung dusta yang kian melebarkan sayapnya. Lihatlah kedua tangan ini dimana api telah bertahta dan membakar habis nurani.
Dengarlah desiran angin selatan itu, tidakkah kau cium amis darah dan tulang belulang berserakan telah membuat dada ini semakin sesak saja.
 Aku muak dengan semua ini, kemanapun aku berlari amis darah ini tetap saja tak pergi dari penciumanku.
Mari kita akhiri kisah ini, kisah tentang kesatria kegelapan dan seekor burung finix yang rela menjadi tumbal demi menambal baju jirah sang kesatria agar ia bisa kembali berperang dan menjadi seorang pemimpin sejati, meski ia tak punya negara dan istana dan juga singgasana.
pojok sunyi: 30 09 18
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI