Those who have a why to live for can bear almost any how.
-Friedrich Nietzsche
Mereka yang memiliki alasan untuk hidup mampu menghadapi segala hal dengan berbagai cara.
Mungkin saat ini atau di masa lalu kamu pernah bertanya pada diri kamu "Sebenarnya, aku ini mau ngapain sih hidup?", "Bingung banget mau ngapain".
Itulah yang disebut saat kekosongan atau Languishing, saat dimana kamu dibilang depresi tidak dan termotivasi juga tidak. Kamu hanya bingung, kosong, hampa dan tidak tau harus berbuat apa.
Keadaan ini yang membuat seseorang harus memiliki tujuan hidup. Tujuan yang menjadikan alasan orang tersebut tetap hidup dan menjalani kehidupan.Â
Tentunya, tujuan saja tidak cukup, kamu juga harus mampu memaknai hidup. Kenapa? tujuan dan makna itu bergerak saling beriringan, dua hal ini adalah satu kesatuan penting.
Ketika kamu memiliki tujuan hidup dan tidak mampu memaknai hidup, kamu tidak akan termotivasi. Tetapi, ketika kamu mampu memaknai kehidupan, tentunya tujuan hidup akan tercapai bersamaan dengan ketenangan batin yang kamu rasakan.
Seperti dalam buku Man Search for Meanings karya Viktor E. Frankl. Ia bercerita bagaimana kejadian Holocaust tersebut mampu membuat seseorang semakin memaknai hidup dan menemukan tujuan hidup.
Holocaust sendiri secara singkat adalah peristiwa dimana jutaan orang Yahudi dibunuh oleh penguasa saat itu, yaitu Nazi yang dipimpin oleh Adolf Hitler.