Ahmas Baso peneliti sejarah Walisongo dari Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta menjelaskan tentang metode STAMM dalam melacak keaslian dokumen. Dalam kajian filologi dan kearsipan hal sangat penting untuk menemukan keberadaan dokumen tersebut merupakan sumber primer dalam melacak sejarah. Peristiwa Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau yang dipelajari berdasarkan sumber informasi yang tidak diciptakan sejarawan tetapi diciptakan orang lain, terdokumentasi dan tersedia bagi sejarawan untuk dikaji dan direkonstruksi sebagai narasi sejarah. (Said Hamid Hasan : 2019)
Menurut saya, metode ini sangat luar biasa karena keberadaan dokumen masa lampau yang tersebar dari mulai Perpustakaan Nasional di Indonesia, Perpustakaan dan Arsip kuno berbagai wilayah dari mulai Aceh, Palembang, Cirebon, Surabaya, Lombok dan Bugis, Perpustakaan Melayu di Malaysia juga memiliki koleksi yang sangat banyak, efek kolonial Belanda yang merasa risau dengan tulisan-tulisan saat itu, mengharuskan mereka membawa dokumen ke Perpustakaan Leiden Belanda. Dari persebaran yang sangat luas ini, metode STAMM dalam pelacakan dokumen menjadi keharusan. Tetapi mengkorelasikan dengan kondisi saat juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Â Â
Menemukan fakta saat ini atas bukti dokumen masa lampau juga tidak bisa diabaikan. Artinya pendukung keaslian dokumen adalah menunjukkan jejaknya saat ini. Misalnya apakah Walisongo berkontribusi dalam seni budaya dengan menunjukkan alat musik/gamelan dan tembang yang diciptakan, arsitektur yang berbeda dengan budaya arab atau hindu, budah kuno dan tulisan dalam prasasti berbentuk arab pegon yang tidak ditemui dibelahan dunia manapun. In semua merupakan bukti pendukung dari dokumen-dokumen masa lampau yang menunjukkan peranan Walisongo dalam penyebaran agama Islam.
Peristiwa sejarah sifatnya yang khas atau spesifik dan terjadi pada rentang waktu-wilayah tertentu, tidak berulang dan tidak berlanjut pada kehidupan pada masa. Tetapi sejarah mewariskan nilai, norma, budaya, ketrampilan untuk kehidupan untuk dilanjutkan dan dikembangkan di masa depan. Berkaca dari dua kutub ini, sejarah merupakan hal penting sebagai pondasi untuk menentukan masa depan.Â
Pondasi yang kuat dan dipelihara, dilakukan dan diperbaiki akan menciptakan kehidupan di masa depan yang lebih baik. sejarah memposisikan diri sebagai lanskap dalam berpikir, bertindak dan menciptakan hal baru yang lebih baik, meski tidak mungkin mengulang masa keemasan tetapi membuat era emas di masanya adalah tanggung jawab pemikul sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H