Ketika Buku Dicetak Ulang
Oleh Ali Muakhir
[caption id="attachment_350937" align="aligncenter" width="500" caption="Buku Anak-anak yang sering dicetak ulang"][/caption]
Ada saat yang paling ditunggu-tunggu penulis setelah bukunya terbit dan beredar di pasar selain royalti yang menggunung, promo tour ke berbagai media dan tempat, dan persiapan menulis buku berikutnya, yaitu bukunya dicetak ulang terus menerus.
Buku diputuskan dicetak ulang oleh penerbit tentu saja tidak dengan serta-merta, melainkan karena melihat beberapa faktor. Antara lain faktor dari buku itu sendiri, penulisnya, respons pasar, atau adanya sebuah momentun.
Buku yang dicetak ulang tidak harus buku yang baru beredar beberapa hari, minggu, atau bulan, tetapi bisa juga yang telah beredar beberapa tahun yang lalu. Melihat faktor yang telah disebutkan di atas.
Pada saat penulis menerima kabar dari penerbit kalau bukunya akan dicetak ulang, rasanya luar biasa menyenangkan. Sampai-sampai lupa, apa yang harusnya dilakukan ketika bukunya dicetak ulang. Nah, berikut ini beberapa hal yang wajib dilakukan penulis ketika bukunya dicetak ulang supaya tidak terlupa.
Pertama lihat perjanjian. Dalam perjanjian penerbitan buku, pasti ada kausul yang membahas tentang cetak ulang buku. Lihat, cek, dan baca baik-baik perjanjiannya. Apa kewajiban penebit ketika buku kita dicetak ulang? Apa pula kewajiban kita sebagai penulis? Berapa eksemplar penerbit akan mencetak ulang? Apakah pencetakannya masih pada masa perjanjian? Karena jika sudah lewat, harus membuat surat perjanjian penerbitan baru. Jika semua baik-baik saja, lanjutkan, jika belum clear, selesaikan dahulu sebelum dicetak ulang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Kedua lihat halaman titel buku. Halaman titel atau copyright biasanya paling sering dilewati penulis karena memang sudah dipercayakan sepenuhnya kepada penerbit. Akan tetapi, alangkah baiknya jika penulis ikut mengecek. Dalam halaman titel ada beberapa nama yang ikut berkontribusi lahirnya buku tersebut, ada juga data bulan dan tahun cetakan. Kapan buku tersebut dicetak pertama kali? Kapan buku tersebut dicetak kedua kali? Ketiga? Keempat? Kelima? Perlu dicek untuk memastikan tidak ada kesalahan.
[caption id="attachment_350938" align="aligncenter" width="600" caption="Contoh halaman full titel yang telah mengalami 3 kali cetak ulang"]
Ketiga pastikan telah ada perbaikan pada isi buku. Sebagai manusia biasa, penulis atau pun editor tanpa sengaja melakukan kesalahan ketika menulis atau ketika mengedit buku yang akan diterbitkan. Biasanya, kesalahan-kesalan tersebut akan diperbaiki pada saat cetak ulang. Kesempatan ini sebaiknya jangan sampai disia-siakan. Sesegera mungkin ketika buku bukti terbit telah sampai di tangan, baca dan koreksi bagian-bagian yang kurang. Sesegera mungkin koreksiannya diserahkan kepada penerbit sehingga ketika cetak ulang penerbit telah melakukan perbaikan.
Keempat update profil. Perkembangan apa pun di dunia ini sangat cepat, termasuk perkembangan prestasi penulis. Prestasi sekecil apa pun layak ditampilkan dalam profil, apa lagi prestasi besar yang menambah nilai penulis di mata pembaca. Banyak lho, pembaca baru yang belum mengenal penulis. Info paling mudah pasti hanya bisa diakses dari halaman profil penulis pada buku yang telah ditulis. Walau bisa diakses melalui media online, tetapi akan lebih baik jika dalam halaman profil pun terus di-updet supaya penulis tidak disebut kudet.
Selamat menulis buku dan menikmati legitnya buku cetak ulang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H