Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

"Kastil Heidelberg" Mengeja Romantisme German

27 Februari 2013   10:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:36 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kastil Heidelberg

Mengeja Romantisme German

Berkunjung ke German belum lengkap jika belum mengunjungi Kastil Heidelberg. Kastil sebagai lambang romantisme German pada masa lalu. Mata terus melihat sekeliling saat bus yang kami tumpangi dari Frankfurt menuju kawasan kastil, merangkak menaiki bukit kecil.Hawa dingin menjelang musim gugur tidak membuat saya serta rombongan dari Bandung menggigil dan urung menjejak kastil.

Begitu tiba di lokasi kastil, buaian pemandangan romantis langsung menyeruak. Seakan-akan tidak sedang berada di Jerman, sebagai negara berteknologi maju. Melainkan berada di negeri dongeng. Kastil Heidelberg dibingkai panorama alam dengan sangat cantik, walau tinggal puing-puing.

Kastil Heidelberg berada di tepi Sungai Neckar. Lokasinya berada di kota tua bergaya medieval yang konon adalah tempat awal perjalanan Mark Twain di Eropa, yang kemudian tertuang dalam buku berjudul A Tramp Abroad.

Heidelberg terletak di barat daya Jerman. Sebagai salah satu kota terbesar kelima di German. Ada dua objek wisata utama yang tidak boleh dilewatkan apabila mengunjungi Heidelberg, Heidelberg Altstadt (Kota Tua Heidelberg) dan Kastil Heidelberg.

Heidelberg Altstadtdipenuhi bangunan bersejarah dengan arsitektural bergaya gothic dan renaissance. Beberapa objek yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain City Hall, pusat perbelanjaan atau Markplatz, Karl’s Gate dan Church of the Holy Spirit alias Gereja Heiliggeistkirche yang dibangun pada abad ke-14.

Tepat di seberang gereja, ada Rumah Ksatria atau Haus zum Ritter, satu-satunya bangunan yang selamat dari kebakaran pada saat terjadi peperangan di Heidelberg. Kini Haus zum Ritter digunakan sebagai hotel.

Kastil Heidelberg sendiri dibangun pada 1200-an, kastil ini telah mengalami beberapa kali rekonstruksi dan restorasi. Untuk menuju ke puncak Kastil Heidelberg, selain bisa melalui bukit seperti yang saya lakukan, bisa juga dengan menggunakan kereta kayu yang disebut bergbahn dari Kota Tua.

Bukan Kastil Biasa

13619455241140852773
13619455241140852773
Kastil Heidelberd dibangun pada abad ke-13 atas titah Pangeran Elector Ruprecht III (1398–1410).Pembangunan kastil dilanjutkan generasi berikutnya. Dalam perkembangannya, kastil dilengkapi benteng untuk menahan serangan dari luar.

Ruprecht III menjadi raja pertama yang dinobatkan pada tahun1400. Dia menjadi penguasa tertinggi dalam Kerajaan Jerman. Sayang, dalam perjalanan sejarah, pada era Karl II mereka gagal mempertahankan kastil dari serbuan Louis XIV dari Prancis. Pada 6 Maret 1689, penghancuran kastil dimulai dan mencapai puncaknya 13 Juni 1693.

Kini, bangunan kastil yang masih tersisa dipertahankan Pemerintah Federal Jerman. Sisa-sisa bangunan masih tetap tampak megah dan gagah padahal awalnya, kastil hanya sebagai pelengkap dari properti milik pangeran. Kastil dibangun di taman istana utama kerajaan.

Memasuki kastil yang terletak di atas bukit,kurang lebih sekitar 100 meter di atas Kota Tua tersebut, cukup merogoh uang sebesar 3-5 euro. Antrian cukup panjang dan teratur menjaga terjadinya keruntuhan kastil.

Pintu gerbang kastil sangat besar, khas seperti kastil-kastil kerajaan di dongeng-dongeng. Ada jembatan yang di bawahnya bekas aliran sungai. Saya membayangkan dahulu di bawah jembatan tempat memelihara buaya untuk melindungi istana dan kastil.

Memasuki bagian dalam kastil, kita disuguhi taman indah bernama Great Vat (Grosses Fass). Taman tersebut mengelilingi seluruh bagian kastil. Goethe, penyair kenamaan Jerman, dahulu sering mengunjungi taman ini sekitar tahun 1814–1815, sehingga patungnya pun dibuat di tengah taman.

Ada dua ruangan yang bisa dikunjungi wisatawan selain benteng dan taman, yaitu ruang bawah tanah tempat penyimpanan anggur dan ruang farmasi  pada jaman kerajaan. Sekarang ruangan tersebut menjadi museum farmasi. Di sini, wisatawan bisa belajar berbagai hal yang berhubungan dengan dunia farmasi.

Rempah-rempah bahan dasar pembuatan obat, alat-alat pembuatan obat, keramik, guci, lemari kayu tempat penyimpanan obat semua ada di ruang farmasi. Kita bisa juga membaca beberapa literasi tentang farmasi di perpustakaan kecil.

Saat rombongan memasuki ruang penyimpanan anggur, mata saya melotot saking kagetnya. Ada sebuah gentong wine raksasa dengan panjang 8,2 meter, tinggi 7,3 meter, dengan berkapasitas 209.503 liter, wine barrel yang dibangun pada 1751 ini resmi menyandang yang terbesar di dunia.

Rombongan kemudian keluar melalui pintu belakang utama. Ada taman besar di belakang kastil, taman yang indah untuk duduk-duduk dan tempat favorit penduduk Heidelberg menghabiskan sore akhir pekan dengan anak-anak ketika cuaca baik.

penikmat wisata dari Forum Penulis Bacaan Anak, tinggal di Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun