"Eh, baru nyadar, kalau hasil tambang dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari kita," komen Widyaross pada salah satu postingan acara "Mining for Life" di Bandung, yang saya share di akun instagram.
"Kirain tambang cuma buat bahan bakar aja," komentar lain, komentar Mentionasi yang disertai imoji senyum.
Saya rasa bukan cuma WidyaRos atau Mentionasi yang baru sadar kalau sebetulnya, selama ini kehidupan kita dikelilingi hasil tambang. Saya pun sebelum tahu banyak tentang tambang sama seperti mereka, hehehe.
Tidak mengherankan karena sejak kecil informasi yang sering kita dengar tentang tambang kurang berimbang. Informasi yang saya dapat lebih banyak tentang pertambangan yang merusak lingkungan daripada manfaat tambang itu sendiri.
Parahnya, informasi tersebut hingga kini terus terjadi, terbukti saat ada survei mengenai "Apa yang ingin kamu ketahui tentang tambang?" dalam acara Mining for Life 19 Januari 2019 lalu. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan, yang paling ingin diketahui pengunjung adalah dampak lingkungan dari penambangan.
Dari Sendok Hingga BBM
Selama ini hasil tambang yang sering kita dengar dan gunakan, apa lagi kalau bukan Bahan Bakar Minyak (BBM), padahal jika kita mau tengok sebentar saja di dalam rumah, banyak sekali barang yang berasal dari bahan hasil tambang.
Ketika kita sedang makan, di depan kita ada sendok dan piring. Kita tidak sadar kalau sendok dibuat dari bahan hasil tambang, bisa dari plastik, perak, tembaga, stenles, baja yang kadang dilapisi emas atau (ini biasanya buat koleksi).
Piring juga sama, ada yang terbuat dari plastik, perak, tembaga yang juga kadang berlapis emas. Belum lagi dengan peralatan masak yang ada di dapur, peralatan rumah tangga seperti televisi, lemari, kulkas, meja kursi, jam tangan yang kita pakai, handphone, laptop, komputer, motor, mobil, perhiasan, dan barang-barang lainnya, semua berasal dari bahan hasil tambang.