Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Terpikat Hijau Toska dan Gua Misterius di Pulau Maratua

3 April 2017   07:55 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyu-Penyu penghuni Pulau Maratua (Foto Ali)

SETELAH puas seharian menikmati kekayaan alam bawah laut di sekitar Pulau Derawan, pagi-pagi usai sarapan Bang Hasan sudah menjemput kami untuk menikmati keindahan pulau-pulau lain di sekitar Pulau Derawan, salah satunya adalah Pulau Maratua.

Perjalanan naik speedboat dari Pulau Derawan ke Pulau Maratua memerlukan waktu kurang lebih satu jam, buat traveler yang jarang naik speedboat kayak saya perlu persiapan yang cukup.

Selama dalam perjalanan Bang Hasan cerita, dulu waktu masih pakai kapal, perjalanan menuju Pulau Maratua bisa 1.5 – 2 jam tergantung cuaca. Sekarang cukup  1 jam sampai. Bang Hasan juga pesan kalau bisa traveling ke Pulau Maratua atau pulau-pulau sekitar Pulau Derawan jangan bawa anak di bawah 12 tahun.

Dulu pernah ada wisatawan bawa anak yang masih minum susu, mungkin usianya kurang dari 3 tahun. Begitu kembali ke Pulau Derawan badannya panas. Selain karena cuaca di tengah laut yang kadang tak terduga juga karena ketakutan saat naik speedboat.

Ah, untungnya kami berlima; saya, Khairulleon, Evrina, Oka, dan Setpi sudah lebih dari 17 tahun, jadi aman-aman saja menjelajah Pulau Maratua. Walau sejujurnya deg-degan juga.

Bagaimana tidak deg-degan? Speedboat melaju dengan kecepatan tidak kurang dari 40 km/jam, kita duduk di atas speedboat yang jaraknya dari permukaan laut hanya beberapa senti sambil terpontang-panting saat ombak besar. Bayangkan kalau terjadi sesuatu? Di tengah laut, Bro. Makanya perlu guide yang berpengalaman.

Terpikat Hijau Tosca

Setelah menerjang ombak, akhirnya speedboat merapat ke dermaga Maratua Paradise Resort. Sebuah resort dengan air laut hijau tosca bagai pualam. Ya ampun, saya sampai ternganga.

Sudah lama saya mendengar keindahan Maratua Paradise Resort dan baru kali ini benar-benar melihatnya dengan mata kepala sendiri. Sebuah resort cantik di atas pantai jernih.

Gerbang Maratua Paradise Resort adalah sebuah dermaga kayu dengan kursi-kusri di atasnya, dari sana kita bisa melihat pemandangan laut yang amat luas. Kita bisa bersantai menikmati angin laut yang sepoi-sepoi sambil menunggu sunset atau menyapa ikan-ikan yang berenang bebas di bawah dermaga.

Dermaga kayu di depan restoran yang nyaman (Foto Ali)
Dermaga kayu di depan restoran yang nyaman (Foto Ali)
Penyu-Penyu penghuni Pulau Maratua (Foto Ali)
Penyu-Penyu penghuni Pulau Maratua (Foto Ali)
Ada sebuah restoran yang siap melayani pengunjung, kapan pun pengunjung ingin menikmati segelas teh, kopi, camilan atau makan berat. Sebetulnya saya ingin sekali terjun dan bermain bersama ikan-ikan dan kura-kura yang ada di sana, apa daya harus segera meninggalkan resort dan melanjutkan perjalanan berikutnya.

Maratua Paradise Resort sendiri terbagi menjadi dua. Pertama adalah Beach Villa yang berlokasi di darat, tak jauh dari pantai. Kedua adalah Water Villa yang langsung berada di atas laut. Kebayangkan tidur di temani deburan suara ombak?

Gua Biru Safir

Setelah menikmati keindahan pesona Maratua Paradise Resort, saya dan teman-teman blogger meluncur menuju gua misterius yang ada di Pulau Maratua, namanya Gua Halo Tabung.

Speedboat kembali meluncur dan meninggalkan Maratua Paradise Resort. Kurang lebih 10 menit kemudian berhenti di dermaga kecil yang menjadi pintu masuk Gua Halo Tabung.

Setelah membeli tiket, saya dan teman-teman menelusuri jalan setapak menuju Gua Halo Tabung. Saya pikir Gua Halo Tabung itu menyusuri gua yang bentuknya tabung, ternyata bongkahan kolam kira-kira berukuran 10 meter persegi dengan kedalam mencapai 17 meter. Syeremmm!

Gua Halo Tabung yang ngeri-ngeri sedap (Foto Leon)
Gua Halo Tabung yang ngeri-ngeri sedap (Foto Leon)
Menikmati Gua Halo Tabung (Foto Ervina)
Menikmati Gua Halo Tabung (Foto Ervina)
Saya sempat melongo melihat ke bawah. Saya nggak mungkin terjun langsung tanpa pengaman. Karena belum yakin, saya masuk Gua Halo Tabung melalui mulut gua yang ada di bawah.

Gua Halo Tabung dahulu bernama Gua Haji Mangku karena Haji Mangkulah yang menemukan gua misterius ini. Diberi nama Gua Halo Tabung karena bentuknya seperti tabung.

Satu persatu kemudian melompat masuk Gua Halo Tabung. Tanggung sudah ada di sini, saya pun akhirnya ikut terjun, walau terus terang sangat takut. Bagaimana kalau tiba-tiba ada yang menyeret kaki ke bawah? Bagaimana kalau tiba-tiba kaki kram ... ah, untunglah, pesona warna biru safir air Gua Halo Tabung lebih memikat dibanding pikiran-pikiran nggak jelas itu. Akhirnya ... burrr, saya pun lompat mengikuti teman-teman blogger yang sudah lompat lebih dulu. Oh iya, artikel ini juga dimuat di blog saya alimuakhircom. Selamat membaca!

@KreatorBuku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun