Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Siapa di Balik Ilustrasi Peringatan KAA ke-60?

30 April 2015   11:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah Satu Panel

Siapa di Balik Ilustrasi

Peringatan Konfrensi Asia Afrika ke-60?

PERINGATAN Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke-60 telah usai, namun gemanya masih terasa hingga hari ini. Selama beberapa hari Bandung (sebagai pusat peringatan) dihujani berbagai aktivitas berkelas Internasional.

Sebut saja pertunjukan Angklung for the Word yang tercatat dalam Guinness World Records sebagai pertunjukan angklung dengan pemain terbanyak. Ada 20.000 pelajar bersama warga memainkan angklung dimotori oleh Saung Angklung Ujo. Bertempat di Gor Saparua Bandung.

Asian African Carnaval 2015 yang diikuti 20 delegasi negara-negara Asia dan Afrika dari mulai dari Mesir, Banglades, India, Filipina, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Sri Langka, Thailand dan Indonesia serta kontingen dari beberapa kota di Indonesia. Bertempat di sepanjang Jalan Asia-Afrika Bandung.

Festival of Nations (FoN) yang digelar seharian penuh di Jalan Ir. H Djuanda Bandung. Historical Walking yang paling dinanti-nanti karena kesakralannya, dan tentu saja pertemuan para pemimpin antar negara dua benua (Asia dan Afrika) yang melahirkan banyak kesepakatan serta acara-acara lain berskala lokal.

Sisa-sisa kemeriahan pun masih tampak, lihat saja ilustrasi wajah para tokoh pemimpin bangsa yang memprakarsai KAA masih bertebaran di sepanjang jalan yang mengelilingi Gedung Merdeka. Ilustrasi-ilustrasi tersebut menyita pandangan mata.

[caption id="attachment_413847" align="aligncenter" width="493" caption="Panel Tokoh KAA dengan Ilustrasi Gaya Wedhaism di Mana-mana (Foto; dok.WPAP)"]

1430367823485946014
1430367823485946014
[/caption]

Jika ditanya, kenapa ilustrasi-ilustrasi tersebut mampu menyita pandangan mata? Jawabannya pastilah karena seluruh ilustrasi yang mewarnai acara-acara tersebut sangat khas, menggunakan gaya ilustrasi Wedhaism.

Gaya Ilustrasi Wedhaism memiliki ciri dan aturan sendiri. Dalam setiap potret, warna yang digunakan harus kontras, saling berbenturan, tidak boleh memakai gradasi warna, tidak boleh skintone (warna kulit), trace faset tidak boleh melengkung alias harus bersudut. Harus mengikuti pakem dan harus memperhatikan warna dalam, tengah, dan luar (gelap dan terang).

***

Bagi remaja tahun ’90-an, pasti familiar dengan ilustrasi yang dibuat Wedha Abdul Rasyid di Majalah Hai. Majalah bersegmen pembaca remaja laki-laki yang suka musik, pada setiap edisi memuat ilustrasi potret wajah yang warnanya semarak. Dalam satu potret wajah terdapat beberapa warna yang saling bertabrakan, namun tetap menunjukkan karakter asli pemilik wajah.

Dimensi potret wajah yang digambar ulang tidak berubah sehingga hasil akhir dari objek setelah ditransformasi masih tetap jelas dan menyerupai aslinya. Orang-orang yang melihat pun tetap mudah mengenal.

[caption id="attachment_413835" align="aligncenter" width="500" caption="Pin Ilustrasi Bung Karno dan Nelson Mandela dengan Gaya Wedhaism (Foto; Alee)"]

1430366779353002174
1430366779353002174
[/caption]

Pada peringatan KAA ke-60, wajah-wajah para pemimpin dan tokoh masyarakat diilustrasi dengan gaya Wedhaism. Gaya ilustrasi yang ditemukan oleh Wedha, salah satu bapak ilustrator Indonesia. Ilustrasi tersebut dibuat oleh Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) Chapter Bandung.

WPAP Chapter Bandung menggarap kurang lebih 100 ilustrasi dari mulai ilustrasi para pemimpin negara yang memprakarsai terjadinya KAA, tokoh tambahan, gubernur Jawa Barat, hingga bangunan heritage yang ada di Bandung.

"Kaget juga waktu diminta penanggung jawab artistik acara KAA untuk ikut menyukseskan acara KAA dengan ilustrasi gaya wedhaism. Soalnya, biasanya kalau acara-acara seperti ini balik lagi, ilustrasinya jadul, lha, ini minta retro banget,” ungkap Ahmad Nada, ketua komunitas WPAP Chapter Bandung saat berbincang sore lalu di sebuah penerbitan.

Setelah membuat contoh ilustrasi Bung Karno dan Nelson Mandela, ilustrasi-ilustrasi lain pun dilanjutkan. Nada melibatkan kurang lebih 17 ilustrator yang tergabung dalam WPAP Chapter Bandung untuk menggarap proyek besar tersebut.

Mereka mengerjakan 13 standing figure tokoh-tokoh KAA, 5 instalasi (tiap instalasi terdiri atas 2 tumpuk boks) berisi potret tokoh-tokoh KAA dari masa ke masa, hingga membuat panel pop art sepanjang 200 meter. Panel tersebut dipasang di seberang Gedung Merdeka dan di Bandara Husaen Sastra Negara.

[caption id="attachment_413848" align="aligncenter" width="560" caption="13 Standing Figure Tokoh KAA di Sekitar Gedung Merdeka (Foto; dok.WPAP)"]

1430368103190397952
1430368103190397952
[/caption]

[caption id="attachment_413852" align="aligncenter" width="570" caption="Istalasi Hasil Karya Komunitas WPAP Chapter Bandung Menyala Terang (Foto; dok.WPAP)"]

1430368560599563283
1430368560599563283
[/caption]

Agar hasil ilustrasi sempurna, Nada juga melibatkan para senior di WPAP pusat. Hasilnya? Seperti yang bisa dinikmati sekarang. Hasil karya pop art yang sangat memanjakan mata. Lantas, apa kesulitan yang dirasakan saat menggarap proyek tersebut?

"Saat membuat pop art bangunan heritage sangat sulit karena trace untuk bangunan lebih detil dan presisi. Kemudian foto para tokoh rata-rata masih hitam putih dan resolusinya kecil, sehingga karakternya tidak keluar,” jelas Nada. “Belum lagi harus bolak-balik konfirmasi ke panitia pusat untuk memastikan fotonya sudah benar, foto tokoh yang akan diilustrasi,” sambungnya.

Berkat kegigihan, kesigapan, rasa hormat, dan rasa cinta para pembuat ilustrasi kepada Kota Bandung dan tokoh-tokoh penggagas KAA itulah, kemeriahan peringatan KAA ke-60 semakin sempurna. Apalagi, hasil ilustrasi yang mereka buat ternyata karya “Pop Art” asli Indonesia. Semakin membuat bangga. Menambah nilai lebih pada Indonesia Travel.

[caption id="attachment_413850" align="aligncenter" width="582" caption="Para Ilustrator Pejuang KAA ke-60 Bandung (Foto; dok.WPAP)"]

14303683461669640371
14303683461669640371
[/caption]

Komunitas WPAP Chapter Bandung sendiri lahir dari interaksi sesama penggemar gaya lukis Pop Art di jejaring sosial facebook. Saat itu ada Pameran Perdana Komunitas WPAP di Grand Indonesia pada 27 Oktober 2010. Dua tahun kemudian, tepatnya 9 Januari 2012 WPAP Chapter Bandung resmi didirikan. Hingga sekarang ada sekitar 780 anggota dengan sekitar 30 anggota aktif.

Siapa pun boleh bergabung karena tidak perlu bakat khusus untuk mempelajari WPAP. Dengan bantuan software komputer, pembuatan WPAP jauh lebih mudah.

"Hanya perlu diasah terus menerus supaya saat memberi warna atau membuat faset wajah taste-nya lebih dapat,” kata Nada.

[caption id="attachment_413851" align="aligncenter" width="500" caption="Penulis Bersama Ahmad Nada, Ketua WPAP Chapter Bandung (Foto; dok. Alee)"]

14303684541761432228
14303684541761432228
[/caption]

Sekarang ini, menekuni WPAP sangat menjanjikan dari segi komersial. Apalagi setelah sukses menghias acara peringatan KAA, projek-projek selanjutnya sudah menunggu di depan mata. Makanya, nanti jangan heran, jika suatu saat seluruh bandara di Indonesia dihiasi ilustrasi gaya Wedhaism dari komunitas WPAP.

[caption id="attachment_413853" align="aligncenter" width="560" caption="Silahkan Jika Ingin Bergabung Kirim Email di Sini (Foto; Alee)"]

1430368908210159765
1430368908210159765
[/caption]

WPAP Chapter Bandung berkumpul di Balai Kota Bandung untuk mengasah kemampuan pada setiap minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulan. Siapa pun boleh datang dan belajar, asalkan membawa laptop bisa langsung belajar. Tertarik? Hayuk ameng Ka Bandung. []

@KreatorBuku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun