Kebudayaan yang tercipta tentu tidak terlepas dari adanya ruang, waktu dan kondisi dengan mengacu kepada kesetaraan nilai-nilai dan kultur masyarakat yang ada. Artinya kebudayaan itu harus dapat menekan kesenjangan dan mengedepankan kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak serta eksistensi budaya yang ada. Keberagaman budaya tersebut dapat kita sebut dengan istilah Multikulturisme. Bangsa yang multikultur adalah bangsa yang terdiri dari  kelompok-kelompok etnik atau budaya yang ada, dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip "Koeksistensi" yang ditandai oleh kesediaan untuk menghormati budaya lain.
Etnis Tionghoa atau kita menyebutnya orang Cina merupakan salah satu kaum  minoritas yang tinggal di Indonesia, disamping ada etnis Arab, Etnis India dan lainnya. Dalam hubungan sosial di masyarakat saat ini, keberadaan etnis Cina sudah menciptakan sebuah budaya yang baru diluar budaya-budaya yang ada sebelumnya. Salah satu kebudayaan dari etnis Cina adalah perayaan Imlek.Â
PerayaanTahun Baru Imlek adalah sebuah budaya baru yang ada di negara kita, dimana nilai-nilai positif yang dapat kita petik dari perayaan Imlek tersebut adalah terjalinnya kebersamaan, rasa memiliki walaupun dari berbagai macam suku dan agama yang melekat pada setiap orang. Oleh karena itu perayaan Imlek jangan hanya kita melihat dari maraknya acara seremonial, makan-makanan khas sampai dengan bagi-bagi Angpau.
Imlek merupakan sebuah perayaan pergantian tahun yang oleh masyarakat Cina dilihat sebagai suatu simbol kembalinya kehidupan bertoleransi. Perayaan Imlek lebih kental kepada tradisi dan budaya yang sarat dengan nilai dan spirit keagamaan. Jadi jika dilihat dari berbagai agama yang ada di Indonesia nilai-nilai dari perayaan Imlek tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan mengandung nilai moral dan spirit yang universal. Dari sisi ekonomi perayaan Imlek tentunya dapat menguntungkan perekonomian rakyat, dimana para pedagang dapat menjual berbagai pernak-pernik sampai kepada jenis makanan.
Dihadapkan dengan situasi dan kondisi belakangan ini, Indonesia yang sedang dirundung berbagai permasalahan yang cukup komplek, maka bila kita melihat nilai-nilai dari kehidupan dari sisi multikultur tersebut, maka sebenarnya tidak ada alasan permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini tidak bisa kita selesaikan bersama. Orang Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun hidup dengan berbagai suku bangsa dan berbagai etnis. Kehidupan yang multikultur tersebut 95 persen dari waktu berdirinya negara kita Indonesia tidak mempunyai permasalahan yang berarti dan sisanya hanyalah perselisihan yang hanya tersulut emosi serta salah paham demi kepentingan oknum tertentu saja.
Jadi tidak salah jika ikut bersuka cita karena saudara-saudara kita dari etnis Cina sedang merayakan perayaan Imlek tersebut, dan lagipula mereka adalah saudara sebangsa dan setanah air yang terikat dalam lambang Bhinneka Tunggal Ika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H