Mais
Pada dasarnya, Mais adalah tipe yang selalu berusaha untuk bisa beradaptasi dengan berbagai karakter orang yang memiliki relasi dengannya. Entah itu teman sekelas, teman satu kelompok, teman satu kos, dsb. Dalam usaha adaptasi tersebut, Mais cenderung selalu positive thinking terhadap orang lain sejauh ia tidak mengetahui tinta hitam pada catatan hidup mereka.
Tetapi, entah apa sebab pastinya, usaha adaptasi Mais sering menimbulkan perasaan 'berbunga' di hati lawan jenisnya. Yang jelas, Mais sadar dan berusaha menghindari perbuatan ganjen dan centil karena tak elok dilakukan oleh perempuan berjilbab seperti dirinya.
Setiap memutuskan untuk menjalin hubungan serius dengan seorang lelaki, Mais tidak mengenal istilah mendua, tebar jaring, berdiri di dua hati kaki atau istilah lain yang semakna. Ya, Mais tipe pribadi yang sekali memutuskan untuk jatuh cinta maka ia akan serius dengan hubungannya. Meski demikian, tidak berarti kisah cintanya baik-baik saja.
Satria
Pemuda yang cukup matang ini datang lebih dulu sebagai 'pemain' di kehidupan Mais. Satria adalah seorang staf yang masih lajang di kampus tempat Mais menyandang status mahasiswa. Satria dekat dengan beberapa mahasiswi tingkat akhir. Hal ini mungkin bisa terkesan wajar, mengingat pekerjaannya yang mengurus beragam keperluan seputar skripsi.
Ketika Mais masuk pada fase berpusing ria mengerjakan skripsi itulah Satria masuk dan memosisikan diri selayaknya 'kakak pembina'. Nyaris semua topik yang dibicarakan oleh Mais, seolah dikuasai dengan baik oleh Satria. Ini membuat keduanya merasa sefrekuensi. Luasnya wawasan Satria itulah yang menarik minat Mais. Selain itu, pembawaan dan usia Satria (mungkin) menjadi poin penting mengapa Satria menyasar hati Mais. Mais pun terlihat enjoy berdiskusi dengannya terkait pengerjaan skripsi.
Merasa 'gayungnya' disambut baik oleh Mais, Satria pun melancarkan aksi-aksi nyata sebagai usaha pdkt. Mulai dari mengembalikan botol minum Mais yang tertinggal di ruang sidang skripsi, aktif mengomentari postingan Mais di media sosial, selalu pasang telinga ketika Mais curhat konsultasi skripsi, dsb. Mata hati Mais kemudian sadar dan sampai pada kesimpulan: Satria menyukai Mais.
Satria bahkan pernah menulis,
In the first time I feel like someone is being respectful to me. Makes me feel worth it, makes me feel needed.
Apa yang aku katakan tadi?
...entah apa sebab pastinya, usaha adaptasi Mais sering menimbulkan perasaan 'berbunga' di hati lawan jenisnya.
Long story short, Mais menerima tawaran Satria untuk saling mengenal lebih dalam. Tidak tanggung-tanggung, Satria terang-terangan ingin membawa hubungannya dengan Mais hingga ke jenjang pernikahan. Namun, kenyataan tentang status Satria dan Mais di lingkungan kampus dan jarak usia mereka, sedikit banyak menjadi tantangan tersendiri bagi Mais. Tambahkan posisi Mais yang masih di persimpangan jalan dalam menentukan jalan karir maupun keputusan besar lainnya termasuk pernikahan.