Mohon tunggu...
Faruq Alhasbi
Faruq Alhasbi Mohon Tunggu... -

be commUINication\r\nState Islamic Universality Yogyakarta\r\nSalatiga - Surakarta - Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

drs. Moh Hatta dengan Muhammad SAW, S.Ikom.

15 September 2013   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PR dalam islam memang identik dengan dakwah yang bertujuan untuk mengenalkan islam pada manusia. Pada era Rasul, sejarah PR bermula saat Rasul memerintahkan Ja’far bin Abu Tholib untuk menyampaikan dakwah kepada Raja Najasyi di Habsyah, seperti yang sudah diulas di atas.

Landasan nabi memilih Ja’far bin Abu Tholib karena Ja’far merupakan seorang (PR) yang tepat dalam mengemban misi tersebut. Ia dipercaya memiliki kriteria PR yang baik. Misalnya Ja’far mempunyai kemampuan dalam ilmu perbandingan agama, menghafal Qur’an, memiliki nalar akademik yang sistematis, maupun kemampuan retorika yang mampu mengikat lawan bicara. Itulah penugasan pertama dari penerapan PR dalam Islam.

Memang tidak dapat dipungkiri, orang yang paling sukses menjadi PR adalah Muhammad saw, dengan dakwah islam yang mampu diterima publik. Muhammad saw mempunyai potensi yang luar biasa yang mendasari Michael H. Hart -seorang penulis barat- dalam bukunya yang terkenal, “The 100 Ranking of Most Influental Person in History”, menempatkan nama Nabi Muhammad di posisi wahid. Hal ini tidak lepas dari kegemilangan Muhammad dalam memimpin dan menyebarkan islam.

Seperti yang kita ketahui bahwa Muhammad berhasil menyebarluaskan islam dengan singkat ke seluruh dunia. Dalam proses penyebarluasan itu juga melalui berbagai rintangan. Namun pada akhirnya dunia menyaksikan islam  dalam waktu singkat. Yang kemudian merambat dari Arab menyebar menyusuri wilayah Asia, Afrika, hingga di seberang Eropa.

Menurut L. Stoddart dalam bukunya The New World of Islam menyatakan, bangkitnya islam merupakan suatu peristiwa paling menakjubkan dalam sejarah manusia. Hanya dengan waktu singkat –satu abad- islam hampir mengenangi seluruh bagian bumi. Dari sebuah suku yang terbelakang dan berada di padang tandus, islam mampu menghancurkan kerajaan-kerajaan besar dan memusnahkan beberapa agama besar yang sudah bernama sebelumnya. Muhammad mengadakan revolusi berfikir dalam jihad an bangsa, serta membina satu dunia baru, yaitu dunia Islam.

Pertama kali Rasul berdakwah, masyarakat islam berada dalam kejahiliyahan dan mempunyai moral yang buruk. Sementara peradaban Arab tidak mempunyai nilai sama sekali. Dari situasi itulah Muhammad mendapat utusan dari Allah untuk membenahi moral dan budi pekerti mereka. Dan Rasul tentunya berhasil dan merubah suasana arab dari kejahiliyahan menjadi masyarakat yang beriman dan bertauhid. Merekapun (tabi’in) mulai menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw.

Kesuksesan inilah yang menjadi pekerjaan bagi peneliti sejarah. Kesuksesan inilah yang perlu dipelajari dan diketaui sebagai pedoman bagi pelaku public relations mengenai sifat dan sikap nabi Muhammad dalam berdakwah, mengajak manusia ke jalan yang benar dengan mengadakan komunikasi dengan mereka. Sehingga tujuan dari perluasan islam dapat tercapai.

Literasi:

Firdaus, Iqra. 2013. Kiat Hebar Public Relations ala Nabi Muhammad Saw. Yogyakarta: Diva Press.

Stoddart, L. 1996. The New World of Islam. Jakarta: Panitia Penerbit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun