Tantangan dakwah yang dihadapi kaum muslimin saat ini semakin kompleks dan berat. Kaum Muslimin mengalami kemunduran yang luar biasa di bidang pemerintahan, politik, ekonomi, pendidikan dan sosial. Umat Islam yang umumnya bermukim di negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, justru kebanyakan hidup dalam kemiskinan dan kebodohan.
Umat Islam di Indonesia merupakan penduduk mayoritas. Namun nilai-nilai hidup yang Islami justru semakin memudar di negeri ini. Masjid pun semakin sepi jamaahnya, bahkan keberadaannya rawan digusur. Kondisi umat pun tak kalah memprihatinkan, tampak bahwa ukhuwwah Islamiyah semakin lemah.
Jika melihat kondisi umat Islam pada masa kini, hati ini terasa sesak. Sebab seakan tiada jalan keluar yang mampu menyelamatkan umat ini dari krisis multi-dimensi. Seakan Allah enggan menyelamatkan umat ini dari jurang kehancuran peradabannya.
Namun janganlah kita berputus asa. Sebab jika kita tetap berusaha mentaati Allah dan Rasul-Nya, senantiasa memelihara persatuan umat, dan tetap bersabar, niscaya Allah akan memberikan pertolongan-Nya.
Taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang akan menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. {Qs. Al-Anfaal (8) : 46}
Tak dapat dipungkiri, umat Islam telah begitu banyak menguras waktu dan tenaga, hanya untuk berselisih dan berdebat pada hal-hal yang tidak substantif. Sementara pada saat bersamaan pihak-pihak yang anti-Islam justru telah membentuk barisan yang kokoh dan rapi, dengan tujuan untuk memudarkan pengaruh Islam.
Jika fenomena negatif ini tetap terjadi, niscaya umat ini akan semakin terpuruk, sebab tantangan dakwah di masa depan akan jauh lebih berat. Oleh karena itu, tak ada jalan lain, semua kelompok dalam Islam harus lebih mengutamakan persamaan dibandingkan mempertajam perbedaan yang ada.
Alhamdulillah, langkah-langkah perbaikan menuju persatuan umat kini semakin gencar dilakukan. Usaha mulia ini memang bukanlah pekerjaan semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu, pengorbanan dan kesungguhan hati untuk memperkuat ukhuwah Islamiyyah.
Diperlukan sinergi dan kerja sama yang saling memperkuat satu terhadap yang lainnya. Sehingga, umat Islam akan tegak dan kokoh berdiri seperti sebuah bangunan yang memiliki pondasi, tiang, dinding dan ornamen lainnya yang saling melengkapi. Allah berfirman,
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. {Qs. Ash-Shaff (61) : 4)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H