Apa itu Gunboat Diplomacy ?
Diplomasi Kapal Perang (Gunboat Diplomacy) merupakan salah satu bentuk penggunaan diplomasi yang dilakukan oleh suatu negara dengan menggunakan kekuatan angkatan laut atau maritim untuk mengejar atau memperoleh kepentingan nasional tanpa menimbulkan atau mendeklarasikan perang.Â
Penggunaan diplomasi Gunboat biasanya digunakan oleh negara yang superpower sebagai upaya untuk menguasai negara yang kecil dengan menggunakan teknik imperialisme.
Gunboat Diplomacy Menurut James Cable
James Cable menjelaskan bahwa gunboat diplomacy terbagi menjadi 4 konsep, yaitu:
- Definitive Force, dalam konsep ini gunboat diplomacy dijadikan alat oleh yang kuat terhadap yang lemah, disini kuat dalam artian tidak diukur dari sebesar apa potensial suatu negara secara menyeluruh tetapi dengan menerapkan kekuatan yang sesuai dan tepat dalam suatu kasus tertentu untuk menghasilkan kondisi yang telah terjadi secara sepihak tidak dapat diberhentikan begitu saja oleh pembuat keputusan atau disebut dengan Fait Accompli. Bentuk dari Definitive Force ini dapat berupa mobilisasi kekuatan angkatan laut dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, telah diperhitungkan resikonya, serta dilakukan untuk mencapai tujuan utama yang sudah ditetapkan.
- Purposeful Force, dalam konsep ini penggunaan kekuatan militer untuk mempengaruhi serta mencari informasi terhadap pengambilan keputusan pihak lawan, yang dimana dalam hal ini hasil bergantung terhadap reaksi lawan terhadap penggunaan kekuatan maritim suatu negara. Bentuk dari Purposeful Force ini dapat berupa mobilisasi kekuatan laut tanpa adanya agresi agar dapat mengetahui reaksi lawan terhadap aksi tersebut atau dapat dijadikan sebagai pemecah perhatian musuh yang bertujuan untuk dapat memperkirakan kekuatan laut musuh.
- Catalytic Force, dalam konsep ini penggunaan kekuatan maritim sebagai alat untuk memberikan kesempatan bagi pembuat keputusan atau dapat dikatakan kekuatan maritim berada dalam kondisi berjaga atau Standby. Bentuk dari Catalytic Force ini dapat berupa penempatan pangkalan militer di wilayah perairan strategis tanpa adanya sikap yang agresif dan juga bersifat Contingency atau sebagai rencana cadangan jika rencana utama gagal.
- Expressive Force, dalam konsep ini kekuatan maritim memliki fungsi yang ekspresif atau dapat dikatakan terdapat penekanan terhadap sikap negara, memberikan dukungan terhadap pernyataan yang tidak meyakinkan atau menyediakan penyaluran emosi dalam pembuatan keputusan. Bentuk dari Expressive ini berupa latihan militer gabungan atau penempatan aset militer tanpa sikap agresif agar dapat memberi kesan yang diinginkan.
Awal mula timbulnya Gunboat Diplomacy
Permulaan Gunboat Diplomacy dimulai pada abad 19 ketika kapal perang milik negara Eropa melakukan aksi dengan melakukan penembakan ke daratan di sepanjang pantai dalam perairan negara yang kecil dimana mereka bertujuan untuk merebut wilayah atau perairan suatu negara serta untuk menghasilkan pengaruh terhadap negara sasaran untuk menyerahkan diri.
Perkembangan Diplomasi Kapal Perang (Gunboat Diplomacy) Saat Ini
Diplomasi kapal perang dipandang sebagai strategi modern karena pada masa sekarang dan diplomasi ini tidak berubah secara prinsip namun terdapat perubahan terhadap karakter atau strateginya.Â
Negara maju dan negara berkembang pada saat ini masih menggunakan diplomasi kapal perang sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan atau kepentingan nasional suatu negara dan sebagai pertahanan wilayah dengan menunjukkan kekuatan militer angkatan laut yang biasanya berguna untuk menindas, mengintimidasi serta menakut-nakuti atau mengancam negara sasaran tanpa menimbulkan peperangan dan tanpa menggunakan dana yang cukup besar.Â
Perkembangan Gunboat Diplomasi ini menimbulkan beberapa bentuk diplomasi maritim pada saat ini, yaitu dengan terbentuknya Co-operative Maritime Diplomacy, Persuasive Maritime Diplomacy, dan Coercive Maritime Diplomacy.
- Co-operative Maritime Diplomacy (Diplomasi Maritim Kerjasama)